Erick Thohir: 31 Persen Milenial di Indonesia Belum Memiliki Rumah

Jakarta, FORTUNE – Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan perusahaan-perusahaan BUMN berinisiatif membantu generasi milenial untuk menyediakan hunian murah yang mudah diakses transportasi.
"Menurut data, 31 persen milenial di Indonesia belum memiliki rumah. Padahal generasi milenial akan menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia dengan adanya bonus demografi," katanya dalam unggahan di akun Instagram @erickthohir, Senin (4/4)
Data tersebut merujuk pada catatan Kementerian PUPR pada 2019. Adapun generasi milenial adalah sebutan untuk orang-orang yang lahir pada rentang 1981–1996. Dengan demikian, usia mereka saat ini berkisar 26–41.
Kriteria perumahan yang dibutuhkan Gen Z
Erick membeberkan kriteria rumah yang dibutuhkan oleh generasi Z atau Gen Z. Golongan dengan rentang usia di bawah milenial itu, katanya, memerlukan rumah yang murah sekaligus mudah aksesnya.
"Saat bekerja, mereka dapat mengakses fasilitas transportasi yang mempermudah pekerjaannya," ujar Erick dalam keterangannya.
Erick Thohir menilai rumah merupakan urusan krusial di seluruh dunia, termasuk Indonesia, negara dengan populasi lebih dari 273 juta jiwa. Menurutnya, pemerintah perlu mencari solusi agar kebutuhan perumahan bisa terpenuhi, khususnya untuk Gen Z. Apalagi, jumlah penduduk Gen Z mencapai 53 persen dari total penduduk yang mengalami disrupsi teknologi, serta perubahan di sektor lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
Dia kemudian mendorong BUMN, seperti Bank Tabungan Negara (BTN), Perumnas, KAI, BUMN Karya, bahkan PLN dan Telkom, bersinergi memberikan one stop solution kepada Gen Z untuk mendapatkan rumah.
“Solusi yang ditawarkan ini bagaimana kita mensinergikan tanah yang disediakan oleh PT Kereta Api, Perumnas yang membangun dibantu oleh BUMN Karya, BTN yang memberikan financing dibantu oleh Jasa Keuangan, PLN dan Telkom bersinergi memberikan solusi yang terbaik,” kata Erick.
Adapun BUMN telah memiliki proyek rumah berkonsep transit oriented development (TOD) yang dibangun di dekat simpul transportasi umum. Saat ini, kata Erick, baru tiga TOD terbangun, masing-masing di Serpong, Tanjung Barat, dan Depok. Erick meminta jumlah TOD ditingkatkan menjadi puluhan di berbagai tempat.
Kolaborasi BUMN penuhi kebutuhan hunian
Sementara itu, Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo, mengatakan perseroannya siap bersinergi dengan Perum Perumnas dan BUMN lainnya untuk mendukung pemenuhan rumah bagi milenial dan Gen Z, termasuk pula mengembangkan hunian berkonsep TOD.
“Ada peluang yang sangat besar dalam menjembatani gap antara permintaan dan penawaran akan perumahan yang layak pada segmen milenial ini,” katanya.
Menurut Haru, sesuai dengan permintaan Erick, Bank BTN akan bekerja sama dengan BUMN lain untuk memastikan agar ketersediaan hunian bagi milenial terpenuhi. Demi mendorong penyaluran KPR ke generasi muda, Haru menilai perlu ada dukungan dari seluruh stakeholder, mulai pemerintah dengan insentif dan kebijakan fiskal maupun moneter, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, asosiasi pengembang.
BTN kini telah bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency atau JICA dan Citibank untuk membuka peluang kemitraan pendanaan jangka panjang. Kerja sama ini berkaitan dengan pinjaman potensial ke perseroan.
Tujuan pendanaan ini adalah untuk mendukung kredit rumah ke segmen berpenghasilan menengah ke bawah di Indonesia. “Skema pendanaan salah satunya sedang dijajaki kerja sama pembiayaan dari JICA dan Citibank, kami berharap kerja sama ini dapat dikembangkan ke pembiayaan perumahan lain,” kata Haru.