Jumlah Penganggur Naik, Tapi Tingkat Pengangguran Terbuka Turun

- Jumlah pengangguran mencapai 7,28 juta orang pada Februari 2025.
- 153,05 juta penduduk usia kerja termasuk dalam kategori angkatan kerja.
- Tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun menjadi 4,76 persen pada Februari 2025.
Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2025. Namun, pada saat yang sama, tingkat pengangguran terbuka (TPT) justru mengalami penurunan. Total penganggur mencapai 7,28 juta orang, sementara TPT 4,76 persen. BPS menjelaskan fenomena ini dipengaruhi oleh laju penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan angkatan kerja secara keseluruhan.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan dari total 216,79 juta penduduk usia kerja, 153,05 juta di antaranya tergolong sebagai angkatan kerja.
Dari jumlah angkatan kerja itu, 7,28 juta orang belum mendapatkan pekerjaan.
"Namun, tidak seluruh angkatan kerja ini dapat terserap di pasar tenaga kerja, sehingga masih terdapat 7,28 juta orang yang belum mendapatkan pekerjaan," kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (5/5).
Jumlah pengangguran yang 7,28 juta orang tersebut mengalami kenaikan 83.450 orang atau sekitar 0,11 persen jika dibandingkan dengan Februari 2024.
Di sisi lain, BPS mencatat pertumbuhan signifikan pada jumlah penduduk yang telah bekerja. Sebanyak 145,77 juta orang telah bekerja pada Februari 2025, bertambah 3,59 juta orang dari periode sama tahun sebelumnya.
Amalia menjelaskan pasar tenaga kerja mencakup jumlah seluruh angkatan kerja, baik yang telah bekerja maupun yang masih mencari pekerjaan atau siap untuk bekerja.
Menariknya, di tengah peningkatan jumlah penganggur, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2025 justru mengalami penurunan. Angka 7,28 juta penganggur tersebut setara dengan TPT 4,76 persen.
“Angka ini lebih rendah dibanding Februari 2024 yang sebesar 4,82 persen,” ujarnya.
Dalam paparan BPS, penurunan TPT ini terjadi lantaran tingkat penyerapan tenaga kerja dan penduduk yang bekerja jauh lebih tinggi, yakni tumbuh 2,52 persen, dibandingkan dengan peningkatan jumlah pengangguran yang sebesar 1,11 persen.
Ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah individu yang mencari kerja bertambah, pasar kerja mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja baru sehingga persentase pengangguran dari total angkatan kerja mengalami penurunan.
Secara mendetail, penurunan TPT juga terjadi pada kelompok perempuan, yakni 0,19 basis poin menjadi 4,41 persen pada Februari 2025. Sedangkan TPT laki-laki justru mengalami sedikit peningkatan 0,02 basis poin menjadi 4,98 persen pada bulan sama.
Berdasarkan wilayah, TPT paling tinggi masih terjadi di wilayah perkotaan, mencapai 5,73 persen pada Februari 2025 (lebih rendah dibandingkan Februari 2024 sebesar 5,89 persen). Sementara itu, TPT wilayah perdesaan 3,33 persen (lebih rendah dibandingkan dengan Februari 2024 yang 3,37 persen).
"Penurunan TPT ini terjadi pada perempuan, sedangkan TPT laki laki meningkat 0,02 persen bps. Penurunan TPT konsisten terjadi di wilayah kota dan pedesaan," katanya.