Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mengenal Biodiversity Loss dan Dampaknya bagi Lingkungan

Unsur alam. (Pixabay/Picography)
Unsur alam. (Pixabay/Picography)

Jakarta, FORTUNE – Fenomena biodiversity loss kian mengancam kehidupan makhluk hidup. Situs All That’s Interesting, menuliskan bahwa keberadaan kelelawar raksasa atau Golden-Crowned Flying Fox–memiliki rentang sayap hingga 1,5 meter dan bobot 1,3 kilogram–terancam punah karena penggundulan hutan dan perburuan oleh manusia.

Menurut forestdigest.com, Biodiversity loss adalah hilangnya keanekaragaman hayati yang terjadi karena mengalami penurunan jumlah di suatu wilayah tertentu melalui proses seperti kematian (punah), perusakan, atau pemindahan manusia.

Penurunan jumlah ini terjadi dalam berbagai skala, mulai dari kepunahan global hingga kepunahan populasi, yang menyebabkan penurunan total keragaman dalam skala yang sama. Perubahan paradigma dalam memandang dan menghargai alam adalah penyebab terjadinya degradasi ekosistem.

Bahan pangan lokal

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww

Biodiversity loss bisa berkaitan dengan kuantitas bahan pangan lokal. Perubahan dalam menilai alam dan tereduksinya hubungan manusia-alam melahirkan simplifikasi jenis dan pemilihan jenis dalam penyiapan makanan. Akibatnya, pilihan bahan pangan menjadi terbatas, atau sebaliknya.

Perubahan cara dan gaya hidup seseorang akan secara kolektif mendorong penilaian terhadap alam dan seluruh sumber daya yang ada di dalamnya hanya dari sisi harga pasar.

Jika pemanfaatan keanekaragaman hayati fokus pada hal yang dapat diperdagangkan, relasi manusia dengan keanekaragaman hayati untuk urusan pangan, kebutuhan hiburan, dan pemeliharaan kesehatan berakhir pada eksploitasi berlebihan.

Nilai-nilai di alam

Ilustrasi hutan tropis. (Pixabay/Atlantios)
Ilustrasi hutan tropis. (Pixabay/Atlantios)

Kondisi biodiversity loss sangat berhubungan dengan nilai-nilai di alam. Forestdigest.com menuliskan bahwa alam memiliki nilai yang mengandung sejumlah hal, sebagai berikut:

  1. Pandangan dunia, yaitu cara manusia memahami dan berinteraksi dengan dunia
  2. Sistem pengetahuan, yaitu kumpulan pengetahuan, praktik dan kepercayaan seperti sistem pengetahuan akademik, adat dan lokal yang diwujudkan dalam pandangan dunia
  3. Nilai-nilai yang luas, yaitu prinsip-prinsip moral dan tujuan hidup yang memandu manusia-alam interaksi
  4. Nilai-nilai spesifik, yaitu penilaian tentang pentingnya alam dalam konteks tertentu (nilai-nilai instrumental, relasional, dan intrinsik)
  5. Indikator nilai, yaitu ukuran kuantitatif dan deskriptor kualitatif yang digunakan untuk menunjukkan pentingnya alam dalam hal metrik biofisik, moneter, atau sosiokultural.

Pengetahuan masyarakat

Ilustrasi lahan terbakar. (Shutterstock/Astanin)
Ilustrasi lahan terbakar. (Shutterstock/Astanin)

Ketahanan atau hilangnya kekayaan biodiversitas, sebenarnya berangkat dari dokumentasi pengetahuan lokal masyarakat dalam sistem Traditional Ecological Knowledge (TEK) atau Local Ecological Knowledge (LEK).

Menurut Sullivan (2013, biodiversity loss terjadi karena eksistensi LEK dan TEK dalam mekanisme pasar lokal ditangkap dan digantikan oleh pasar global yang memaksa perkembangan dan distribusi pengetahuan mengenai nilai dan manfaat keanekaragaman hayati menjadi kurang merata.

Pengendalian akses dan lemahnya pengaturan pembagian keuntungan atas sumber daya alam yang dilindungi, terutama dalam konteks keanekaragaman hayati yang menyebabkan terjadinya peningkatan laju kehilangan.

Soal politik

Hutan mangrove untuk penyerapan jejak karbon/Pixabay
Hutan mangrove untuk penyerapan jejak karbon/Pixabay

Menurut Bryant dan Bailey (1997) dalam Third World Political Ecology, perubahan lingkungan erat kaitannya dengan ekonomi politik global. Dalam konteks biodiversity loss, banyak catatan sejarah di sebagian besar negara menunjukkan bahwa hal ini adalah masalah politik. Peran negara yang teknosentris gagal menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dengan keberlanjutan penggunaan biodiversitas.

Summary for Policymakers of the Methodological Assessment Report on the Diverse Values and Valuation of Nature of the Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES, 2022) menyatakan keputusan ekonomi dan politik didominasi oleh seperangkat pemahaman yang sempit terhadap nilai keanekaragaman hayati, yaitu prioritas nilai-nilai alam yang diperdagangkan di pasar.

Terkait konsepsi dan permasalahan pangan saat ini, jebakan pemanfaatan sumber daya yang fokus pada keanekaragaman hayati bernilai jual secara ekonomi ini mengabaikan keragaman jenis pangan yang dapat dimanfaatkan. Fokus pemanfaatan keanekaragaman hayati pada konsepsi pasar juga dapat menciptakan pengabaian terhadap alam secara tidak langsung.

Oleh sebab itu, perspektif ekologi politik di satu sisi dapat memberikan wawasan yang penting dalam memahami dan mengatasi masalah biodiversity loss dan kesulitan diversifikasi pangan lokal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bayu Satito
Ekarina .
Bayu Satito
EditorBayu Satito
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us

Latest in News

See More

Daftar Harga Tiket Go Show Kereta Api dari Jogja 2025

27 Sep 2025, 14:18 WIBNews