Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Neraca Dagang Februari Surplus US$3,12 Miliar, Ini Penyumbangnya

Ilustrasi Kegiatan Ekspor - Pexels/Tom Fisk
Intinya sih...
  • Neraca perdagangan Indonesia surplus US$3,12 miliar pada Februari 2025, turun US$0,38 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
  • Ekspor Indonesia mencapai US$21,98 miliar, naik 2,58 persen dari bulan sebelumnya; ekspor migas tumbuh 8,52 persen dan non-migas naik 2,29 persen.
  • Tiga negara terbesar yang berkontribusi terhadap surplus perdagangan Indonesia adalah Amerika Serikat (US$1,57 miliar), India (US$1,27 miliar), dan Filipina (US$0,75 miliar).

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya surplus pada neraca perdagangan Februari 2025 dengan nilai US$3,12 miliar. Meski demikian, angka tersebut masih lebih rendah dari bulan sebelumnya dengan penurunan US$0,38 miliar.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan surplus tersebut didominasi oleh komoditas non-migas yang mencapai US$4,84 miliar.

"Surplus ini menandai keberlanjutan tren positif neraca perdagangan Indonesia selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Amalia dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Senin (17/3).

Meski lebih rendah dibandingkan dengan Januari 2025, surplus Februari tahun ini, kata Amalia, masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sama pada 2024.

Tiga komoditas utama yang berkontribusi terhadap surplus non-migas adalah lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72).

Di sisi lain, neraca perdagangan sektor migas membukukan defisit US$1,72 miliar. Menurut Amalia, kondisi ini dipengaruhi oleh tingginya defisit pada hasil minyak dan minyak mentah.

Kinerja ekspor

Pada Februari 2025, nilai ekspor Indonesia mencapai US$21,98 miliar atau naik 2,58 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Ekspor migas tumbuh 8,52 persen menjadi US$1,14 miliar, sementara ekspor non-migas naik 2,29 persen menjadi US$20,84 miliar.

Peningkatan ekspor migas terutama didorong oleh naiknya pengiriman minyak mentah, yang memberikan kontribusi 0,56 persen.

Pada sektor non-migas, hampir semua komoditas mengalami peningkatan ekspor secara bulanan, kecuali sektor pertambangan yang turun 3,41 persen.

Amalia mengatakan ekspor dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencapai US$0,56 miliar atau naik 3,06 persen. Sementara itu, sektor industri pengolahan menyumbang US$17,65 miliar dengan pertumbuhan 3,17 persen, sedangkan sektor pertambangan dan lainnya menyumbang US$2,63 miliar.

"Jika dibandingkan dengan tahun lalu, seluruh sektor ekspor non-migas mengalami pertumbuhan, kecuali sektor pertambangan," ujarnya.

Perdagangan Indonesia dengan negara lain

Tiga negara berkontribusi paling besar terhadap surplus perdagangan Indonesia pada Februari 2025 adalah Amerika Serikat dengan US$1,57 miliar, India US$1,27 miliar, dan Filipina US$0,75 miliar.

Pun demikian, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara, terutama dengan Cina yang mencapai US$1,76 miliar, diikuti Australia US$0,43 miliar, dan Brasil US$0,17 miliar.

Komoditas yang paling banyak menyebabkan defisit perdagangan dengan Tiongkok meliputi mesin serta peralatan listrik beserta komponennya, mesin dan peralatan mekanis, serta kendaraan dan suku cadangnya.

Sementara itu, defisit perdagangan dengan Australia disebabkan oleh impor bahan bakar mineral—terutama batu bara—diikuti oleh bijih logam, kerak, dan abu, serta serealia.

Adapun defisit dengan Brasil berasal dari impor ampas dan limbah industri makanan, yang banyak digunakan sebagai pakan ternak, serta kapas dan gula.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us