SHARIA

Apa Itu Akad Murabahah dalam Perbankan Syariah?

Murabahah adalah salah satu akad dalam perbankan syariah.

Apa Itu Akad Murabahah dalam Perbankan Syariah?Ilustrasi wirausahawan syariah. Shutterstock/Aku.Alip

by Desy Yuliastuti

11 October 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pernahkah Anda mendengar istilah akad murabahah dalam perjanjian jual beli? Namun, apa sebenarnya murabahah itu? Akad murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dan nasabah. Artinya bank syariah membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah

Murabahah adalah salah satu akad dalam perbankan syariah. Oleh karena itu, murabahah adalah suatu akad yang dijalankan menggunakan instrumen jual beli dengan mengambil keuntungan. 

Murabahah adalah prinsip yang diterapkan melalui mekanisme jual beli barang secara cicilan dengan penambahan margin keuntungan bagi bank. Porsi pembiayaan dengan akad murabahah saat ini berkontribusi 60 persen dari total pembiayaan Perbankan Syariah Indonesia. Nilai keuntungan yang didapat suatu bank bergantung pada margin laba. Adapun pembiayaan akad murabahah adalah dijalankan dengan basis ribhun (laba) melalui jual beli secara cicil ataupun tunai. 

Bagaimana praktiknya dan apa landasan hukumnya? Berikut penjelasan mengenai akad murabahah yang dirangkum Fortune Indonesia untuk Anda.

Apa itu murabahah?

Dalam kamus keuangan Tokopedia, dijelaskan bahwa murabahah merupakan suatu akad yang dijalankan menggunakan instrumen jual beli dengan mengambil keuntungan. Skema ini juga dapat menjadi akses permodalan usaha melalui akad bai' murabahah bil wa'di lisy syira' dan bai' murabahah lil amri lisy srira'. Nilai keuntungan yang didapat perbankan bergantung pada margin laba. Pembiayaan akad murabahah ini dijalankan dengan basis ribhun (laba) melalui jual beli, baik secara cicil maupun tunai.

Akad murabahah juga termasuk ke dalam bai’ul amanah yang berarti sebuah transaksi jual-beli amanah, yaitu di mana penjual memberikan transparansi terkait harga modal dan margin secara jelas serta jujur kepada pembeli.

Murabahah pada dasarnya adalah sebuah proses transaksi jual-beli barang di mana harga asal dan keuntungan telah diketahui dan disepakati oleh kedua belah pihak sebelumnya. Sementara, akad murabahah dalam perbankan syariah dapat diartikan sebagai jenis kontrak yang sering digunakan untuk pembelian produk oleh bank sesuai permintaan nasabah dan kemudian dijual kepada nasabah tersebut sebesar dengan harga beli dan keuntungan yang telah disepakati sebelumnya.

Landasan hukum, rukun, dan syarat murabahah

Adapun landasan hukum pada transaksi murabahah ada dua. Pertama, dari Q.S. Al-Baqarah[2] : 275, yang berbunyi “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.

Kedua, dalam Q.S. An-Nisa[4] : 29 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu.

Apa saja rukun dan syarat akad murabahah. Dalam praktik ekonomi Islam, beberapa rukun dan syarat murabahah sebagai berikut.

  1. Pihak yang berakad (Al-’aqidain)
    • Penjual (bank)
    • Pembeli (nasabah)
    • Pemasok (supplier)
  2. Obyek yang diakadkan (Mahallul ‘Aqad) 
    • Adanya wujud barang yang diperjualbelikan
    • Harga barang
  3. Tujuan akad (Maudhu’ul Aqad)
  4. Akad (Sighat al-’Aqad) 
    • Serah (ijab)
    • Terima (qabul)