Perbankan Syariah di Asia Tenggara Diproyeksikan Tumbuh 8%
Tren penerbitan sukuk hijau diprediksi meningkat.
Jakarta, FORTUNE - Industri keuangan syariah global diprediksi terus tumbuh.
Laporan S&P Global Ratings memperkirakan industri ini akan tumbuh sekitar 10 persen pada 2023-2024 meskipun terjadi perlambatan ekonomi.
Di Asia Tenggara, pertumbuhan diproyeksikan sekitar delapan persen selama beberapa tahun ke depan, meskipun terjadi perlambatan ekonomi di pasar utama Malaysia dan Indonesia.
“Permintaan yang kuat untuk produk dan layanan Islami serta penetrasi yang masih rendah, khususnya di Indonesia, mendukung tren ini," kata S&P Global, melansir Republika pada Jumat (5/5).
Di kedua pasar tersebut (Malaysia dan Indonesia), juga diproyeksikan bahwa perbankan syariah akan terus mendapatkan pangsa pasar karena pertumbuhannya melebihi perbankan konvensional.
Tak hanya itu, diprediksi akan ada tren penerbitan sukuk hijau atau yang terkait dengan isu keberlanjutan.
Tren penerbitan sukuk hijau
Berbagai faktor melatari prediksi tren penerbitan sukuk hijau. Salah satunya adalah upaya emiten yang berusaha memenuhi permintaan investor dan negara-negara inti keuangan Islam yang ingin mengurangi jejak karbon mereka dan mendukung transisi energi global.
Banyak negara dengan sistem keuangan berlandaskan prinsip-prinsip Islam sedang mencari cara untuk beralih ke ekonomi yang lebih ramah lingkungan. Menurut laporan tersebut, hal ini menunjukkan adanya peluang pertumbuhan untuk penerbitan sukuk hijau.
"Penerbitan sukuk terus memacu ekspansi industri meskipun volume penerbitan melambat secara keseluruhan," kata laporan S&P Global.
Hal ini dipercaya menunjukkan potensi pertumbuhan untuk penerbitan sukuk hijau dan berharap untuk melihat aktivitas yang lebih besar di ruang ini karena emiten menarik minat investor global.
Menurut laporan penelitian yang diterbitkan oleh Moody's Investors Service pada Maret 2023, diperkirakan terjadi peningkatan dalam penerbitan sukuk global pada kisaran antara US$170 miliar hingga US$175 miliar pada 2023.
Permintaan untuk pembiayaan syariah diperkirakan akan melampaui pendanaan konvensional pada tahun yang sama. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat dan fokus pada agenda pembangunan di pasar-pasar utama.
S&P juga menyatakan bahwa perusahaan cenderung berpartisipasi dalam penerbitan sukuk, terutama di negara-negara seperti Arab Saudi. Di masa depan, diprediksi bahwa GCC (Gulf Cooperation Council) akan memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan industri.