SHARIA

Presidensi G20, Momentum Bangkitnya Modest Fashion Indonesia

Fesyen muslim bisa mendorong ekosistem rantai nilai halal.

Presidensi G20, Momentum Bangkitnya Modest Fashion IndonesiaPengunjung memadati pintu masuk MUFFEST+ 2022. Acara digelar pada 21-23 April di Grand Ballroom The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta/Fortune Indonesia/Desy Y
23 June 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Setelah dua tahun lebih dilanda pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia kini berangsur pulih. Roda perekonomian mulai berputar kembali dan geliat aktivitas industri mulai terlihat. 

Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Desainer Pembina Industri Kreatif, Amy Atmanto, berpandangan salah satu industri yang selama beberapa bulan terakhir ini mulai bangkit adalah industri fesyen. 

“Sebagai salah satu industri dengan rantai pasok yang panjang dari hulu hingga hilirnya, kebangkitan industri fesyen berpengaruh positif bagi kepentingan ribuan hingga jutaan orang yang terlibat di dalamnya,” katanya, dalam laman resmi MES, dikutip Kamis (23/6).

Data Bank Indonesia menunjukkan transaksi produk halal yang diperdagangkan melalui platform e-commerce pada Januari hingga Oktober 2021 didominasi produk fesyen muslim yang memiliki pangsa pasar 91,93 persen dari total nominal produk halal senilai Rp12,18 triliun. 

Jalan terang modest fashion Indonesia

Pembukaan MUFFEST+ 2022, Kamis (21/4)/Fortune Indonesia/Desy Y

Jalan terang industri modest fashion Tanah Air, kata Amy, sejatinya makin terbuka sejak Indonesia terpilih memegang presidensi G20 per 1 Desember 2021. 

Saat pembukaan presidensi G20 Indonesia, Presiden menyatakan amanah tersebut merupakan kesempatan Indonesia untuk berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi dunia, membangun tata kelola dunia yang lebih sehat, lebih adil, dan berkelanjutan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, sesuai dengan tema Recover Together, Recover Stronger yang diusung.

“Satu sumbangsih yang bisa dilakukan bangsa ini untuk pemulihan ekonomi dunia adalah melalui industri fesyen, terutama modest fashion. Bangsa Indonesia menjadi saksi bagaimana sektor fesyen yang merupakan bagian dari ‘rumah’ ekonomi kreatif mampu bertahan menghadapi badai pandemi,” katanya.

Amy menambahkan, selama pandemi para pelaku industri kreatif, khususnya industri fesyen gigi bertahan untuk tidak terpuruk. Mereka berhasil berdamai dengan keadaan, beradaptasi, lalu mencari celah untuk tetap eksis. Meskipun banyak di antara desainer yang terpaksa melakukan ‘perampingan’ karyawan di workshop mereka. 

“Para desainer juga mesti legowo untuk ‘menundukkan’ ego dan idealisme dalam berkreasi karena harus memproduksi fashion item yang dibutuhkan masyarakat demi mempertahankan bisnis,” kata Amy.

Selama pandemi, para desainer juga melakukan inovasi berbagai produk. Masker, home dress set, topi, dan jaket berbahan waterproof (anti percikan air), hingga alat pelindung diri (APD), semuanya menjadi barang-barang yang wajib dimiliki setidaknya selama tahun pertama pandemi. 

Produk yang sebelumnya tidak pernah terpikir untuk dibuat, mau tidak mau menjadi komoditas yang mampu menjaga eksistensi para desainer di masa pandemi. Namun meski ‘takluk’ dalam urusan produk, kreativitas tak lantas padam. Masing-masing desainer mempertahankan ciri khas desain pada produk yang mereka buat.

G-20 sebagai etalase modest fashion Indonesia

Tren fesyen hijab di Indonesia.
Tren fesyen hijab di Indonesia. (dok.Kemenparekraf)

Related Topics