Sasar Nasabah Institusi, BSI Luncurkan BEWIZE Bidik Transaksi Rp600 T

Intinya sih...
BSI meluncurkan platform BEWIZE by BSI untuk nasabah institusi dengan target transaksi Rp600 triliun
BSI juga meluncurkan Muslim Consumption Index (MCI) sebagai indikator ekonomi inovatif untuk sektor ekonomi syariah dan gaya hidup muslim
Indonesia berambisi menempati posisi pertama Global Islamic Economy Index (GIEI) dengan fokus pada pengembangan ekonomi syariah
Jakarta, FORTUNE - PT. Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) meluncurkan platform BEWIZE by BSI untuk menyasar nasabah institusi. Tak tanggung-tanggung, dalam tahap awal peluncurannya, BSI menargetkan dapat mengelola transaksi Rp600 triliun. Peluncuran platform ini dilaksanakan saat Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025.
Transaction Banking Group Head BSI, Fajar Ari Setiawan mengatakan, BEWIZE by BSI merupakan platform terpadu sebagai solusi untuk transaksi keuangan bagi nasabah perusahaan dan institusi. Ia menambahkan, BEWIZE by BSI berkonsep single sign on sehingga nasabah dapat mengakses layanan cash management, value chain, trade finance dan foreign exchange secara end-to-end dengan mudah, tepat, dan aman.
“BEWIZE by BSI pun telah dilengkapi dengan newest global sharia banking technology. teknologi tersebut di antaranya open banking, technology stack dan security technology terkini, sehingga keamanan transaksi nasabah terjaga dengan baik”, kata Fajar melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Kamis (24/4).
BSI luncurkan MCI, ini manfaatnya
Tak hanya itu, BSI juga meluncurkan Muslim Consumption Index (MCI) sebagai sebuah indikator ekonomi inovatif yang dikembangkan oleh grup Office of Chief Economist di BSI. Menurutnya, indeks ini secara khusus bermanfaat untuk mengukur dan memantau tren konsumsi masyarakat muslim di Indonesia
Di mana fokus utamanya adalah sektor ekonomi syariah dan gaya hidup muslim. Indeks ini menjadi salah satu terobosan inovasi sektor keuangan syariah yang mampu memberikan manfaat bagi BSI itu sendiri maupun pengambilan kebijakan ekonomi di level nasional.
“Peluncuran BSI MCI dalam event ini bertujuan agar produk ini dapat langsung menarik perhatian dan mendapatkan kredibilitas baik nasional maupun global. Sekaligus memperkuat posisi BSI sebagai pemimpin pemikiran (thought leader) di bidang ekonomi syariah global,” kata Fajar.
RI masuk posisi ke-3 dalam GIEI
Dalam kesempatan tersebut, Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo juga menegaskan bahwa Indonesia berambisi untuk menempati posisi pertama Global Islamic Economy Index (GIEI) dalam hal pengembangan ekonomi syariah, dalam laporan State of the Global Islamic Economy Report (SGIE).
Saat ini Indonesia berada di posisi ke-3 GIEI di bawah Malaysia dan Arab Saudi. Dengan posisi Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk muslim tertinggi di dunia, keinginan tersebut menjadi sangat mungkin dicapai. Caranya dengan mendorong peningkatan industri halal baik dari sisi industri keuangan, makanan dan minuman, travel, kosmetik, dan lainnya.
Adapun pengembangan di sektor Islamic Finance menjadi salah satu pendorong tingginya peringkat Indonesia di GIEI. Salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan kontribusi sektor keuangan syariah bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional bahkan global, melalui inovasi dan transformasi yang dilakukan.
“Penyelenggaraan literasi baik berskala nasional maupun global, menjadi salah satu faktor yang dilihat dalam menilai pengembangan ekonomi syariah di Indonesia,” kata Banjaran.
Dia lanjut menjelaskan, melalui BSI GIFS 2025, perseroan berupaya menunjukkan kepada seluruh stakeholders bahwa keberadaan ekonomi dan keuangan syariah sangat relevan dengan pengembangan ekonomi nasional dan global.