Kinerja Industri Perbankan Syariah Tumbuh Double Digit pada Juli 2022
Pembiayaan perbankan syariah tumbuh 15,32%.

Jakarta, FORTUNE - Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) mencatat bisnis perbankan syariah masih tumbuh kuat hingga double digit pada Juli 2022.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) sekaligus Ketua Asbisindo, Hery Gunardi, di sela-sela pemaparan kinerja BSI. Hery menyatakan bisnis perbankan syariah tumbuh kuat mulai dari pembiayaan, dana pihak ketiga (DPK), hingga aset.
"Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia ini perlu kita jaga bersama seluruh stakeholder yang ada," kata Hery melalui konferensi video di Jakarta, Kamis (27/10).
Hery mengatakan kondisi tersebut juga turut mendukung pemulihan ekonomi domestik di tengah ancaman kelesuan perekonomian global.
Pembiayaan perbankan syariah tumbuh 15,32%

Hery bahkan menyatakan pertumbuhan bisnis perbankan syariah masih lebih tinggi bila dibandingkan perbankan konvensional.
Pembiayaan perbankan syariah mampu tumbuh kuat 15,32 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp467 triliun pada Juli 2022. Menurutnya, ekosistem halal menjadi pendukung dari bisnis pembiayaan bank syariah.
Sedangkan, untuk kredit perbankan konvensional, pada Juli 2022 hanya tumbuh 10,89 persen secara yoy. Meski demikian, nilai kredit bank konvensional cukup tinggi, yakni mencapai Rp6.297 triliun.
DPK perbankan syariah tumbuh 13,55%

Di sisi lain, penghimpunan DPK bank syariah juga mampu naik 13,55 persen (yoy) mencapai Rp572 triliun. Kondisi tersebut dibarengi dengan meningkatnya minat masyarakat untuk menabung di bank syariah.
Meski demikian, Hery menyatakan bank syariah masih menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya inklusi keuangan syariah yang masih rendah pada level 9,1 persen. Sudah begitu, tingkat literasi keuangan syariah masih berada pada level 8,93 persen.
Pertumbuhan tersebut nyatanya masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan DPK perbankan secara konvensional yang tumbuh melambat pada 8,62 persen (yoy). Namun demikian, nilai DPK perbankan nasional tetap tinggi mencapai Rp7.898 triliun.