SHARIA

PPA Kelola Rp10 triliun Aset Pembiayaan Bermasalah Bank Muamalat 

NPF Bank Muamalat diupayakan bisa membaik di 0,58%.

PPA Kelola Rp10 triliun Aset Pembiayaan Bermasalah Bank Muamalat Ilustrasi Bank Muamalat/ Shuterstock Yebemoto
05 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE - PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) (PPA) dipercaya oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk mengelola aset pembiayaan bermasalah milik Bank Muamalat. Tak tanggung-tanggung, nilai aset pembiayaan bermasalah dari bank syariah pertama di Indonesia ini bernilai Rp10 triliun. 

Direktur Utama PPA, Yadi Jaya Ruchandi menjelaskan, pola penyelesaian aset pembiayaan dilakukan dengan metode pengelolaan aset. "Dengan metoda ini, Bank Muamalat telah menjadi bank yang sehat dan siap untuk dikembangkan melalui injeksi modal BPKH," kata Yadi pada konfrensi pers di Jakarta, Selasa (4/1).

NPF Bank Muamalat diupayakan bisa membaik di 0,58%

Dengan dilaksanakannya penjualan aset berkualitas rendah atau bermasalah dari Bank Muamalat kepada PPA, maka pembiayaan bermasalah atau Non-Performing Financing (NPF) Bank Muamalat bisa diupayakan turun menjadi sekitar 0,58 persen. 

Padahal, berdasarkan laporan keuangannya hingga 30 September 2021 (kuartal III-2021) tercatat NPF Bank Muamalat cukup tinggi di 4,94 persen (gross) dan 3,97 persen (net).

Selain kelola aset bermasalah, Ini Fokus Kinerja dari PPA

Dalam keterangan resmi lainnya, Yadi juga menyampaikan fokus kinerja PPA terdiri dRi tiga pilar bisnis utamanya yaitu, Restrukturisasi dan Revitalisasi BUMN, Pengelolaan NPL Perbankan, serta Special Situations Fund atau SSF. 

Yadi menyebut, sepanjang 2021 PPA melakukan sejumlah perbaikan dan penyempurnaan untuk memperkuat fondasi Perusahaan yang sedang bertransformasi melalui 3 Pilar Bisnis. Di mana salah satu wujudnya ialah penyelesaian NPL dari Bank Muamalat. 

"Upaya tersebut membuahkan kinerja positif di mana PPA mencatatkan laba bersih induk yang melampaui target 2021 hingga empat kali lipat,” kata Yadi seperti dilansir Antara, Sabtu (1/1). 

Pencapaian kinerja tersebut didorong oleh strategi yang mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik, yaitu pengelolaan aset non produktif secara signifikan, pengelolaan risiko, dan perbaikan kualitas portfolio aset guna meningkatkan likuiditas.

Related Topics