Ilustrasi ketegangan Huawei dengan Amerika Serikat. Shutterstock/Ascannio
Melansir Fortune.com, kontrol ekspor chip dari AS ke Cina untuk pertama kalinya juga mencakup ke level pekerja, bukan lagi terbatas hanya organisasi atau perusahaan. Aturan tersebut menyatakan warga negara AS yang tetap mendukung pengembangan atau produksi chip di pabrikan Cina yang tak berlisensi dari AS, harus memilih antara kewarganegaraan atau pekerjaan mereka.
Salah satu contoh, ASML Holding yang berbasis di Belanda, yang memproduksi peralatan pembuatan chip penting, mengatakan kepada stafnya yang berbasis di AS untuk segera menghentikan semua keterlibatan dengan pelanggan Cina.
Departemen Perdagangan AS telah merilis peraturan yang membatasi penjualan semikonduktor dan peralatan pembuatan chip ke Cina. Sejumlah perusahaan masuk dalam daftar belum terverifikasi, yang membuat pasokan chip ke negara Tirai Bambu tersebut kian terbatas.
Menanggapi hal tersebut, pengamat gawai elektronik dari Gatorade, Lucky Sebastian, mengatakan kebijakan Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan sementara pasokan chip ke Cina dapat semakin mempengaruhi pasokan dan kelangkaan chip global yang belum pulih sejak pandemi.
"Efeknya ke global, karena terpengaruhnya rantai pasokan berarti pemulihan shortage chip akan lebih lama, dan ini bisa jadi akan berpengaruh juga terhadap produksi smartphone di Indonesia,” kata Lucky kepada Fortune Indonesia, Senin (17/10).
Dampak kebijakan AS ini menurutnya akan terasa pada tahun depan. Kebijakan pembatasan ini juga dikhawatirkan dapat berimbas terhadap produsen-produsen chip di Cina. Produksi PC (personal computer), laptop, smartphone dan peralatan elektronik lain, tidak hanya bergantung dari chip buatan pabrikan sendiri, namun sebagian juga bergantung dari buatan pabrikan Cina.
Dalam kongres Partai Komunis Cina, seperti dilansir Bloomberg, Presiden Cina, Xi Jinping berjanji negaranya akan memenangkan pengembangkan teknologi yang memiliki peran strategis, di tengah pembatasan yang dilakukan AS.
“Kami akan fokus pada kebutuhan strategis nasional, mengumpulkan kekuatan untuk melakukan penelitian ilmiah dan teknologi asli dan terkemuka, dan dengan tegas memenangkan pertempuran dalam teknologi inti utama,” kata Xi, Minggu (16/10).