Jakarta, FORTUNE - Teknologi metaverse memberi prospek pengembangan baru bagi segala bidang. Mulai dari bisnis, properti, hiburan, sosial, perdagangan, dan sebagainya. Termasuk salah satunya dalam mengeksplorasi cagar budaya. Inovasi “memindahkan” cagar budaya di metaverse ditunjukkan Honor, salah satu brand teknologi global, lewat proyek "Gateway to the Future".
George Zhao, CEO, Honor Device Co, Ltd mengatakan, inisiatif ini didesain guna memperkaya cagar budaya lewat kekuatan teknologi. “Sebagai perusahaan teknologi global, Honor berkomitmen mengembangkan teknologi perangkat pintar yang membantu masyarakat mengapresiasi dan menikmati warisan budaya dari masa lalu sekaligus menjajaki peluang masa depan," ujar Zhao dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (9/9).
Dia menambahkan, kehadiran teknologi AR dan AI tengah digunakan untuk menciptakan pengalaman yang kian bernuansa phy-gital bagi pengguna ponsel pintar di seluruh dunia. Hal tersebut juga berkontribusi terhadap perkembangan hybrid tourism. Di luar sektor pariwisata, teknologi berpotensi mendatangkan manfaat bagi beberapa industri dan masyarakat.
“Teknologi benar-benar menjadi Pintu Gerbang Menuju Masa Depan (Gateway to the Future),” katanya.
Dalam sebuah paparan di ajang IFA 2022, Honor memberikan tantangan kepada dua seniman populer untuk membuat interpretasi ulang Wasserschloss, bangunan ikonis yang bersejarah di Speicherstadt, Hamburg, serta Situs Warisan Dunia (World Heritage) UNESCO dengan menggunakan augmented reality (AR).
Di tengah pesatnya minat terhadap metaverse dan perkembangan pariwisata hibrida (hybrid tourism), proyek ini ingin menginspirasi bakat kreatif dunia untuk memanfaatkan inovasi seperti kecerdasan buatan (AI), AR, dan Spatial Audio. Proyek ini diiharapkan menghubungkan masyarakat dengan kebudayaan secara lebih menarik, serta mendukung pemulihan sektor pariwisata dunia sejalan dengan langkah dunia menuju masa depan yang terkoneksi.