TECH

⁠Penetrasi Data Center di Indonesia Masih Rendah, Bitera Ambil Peluang

Kapasitas data center RI baru 12,7%.

⁠Penetrasi Data Center di Indonesia Masih Rendah, Bitera Ambil PeluangIlustrasi sebuah pusat data. (Shutterstock/Gorodenkoff)
29 February 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat penetrasi Data Center di Indonesia menjadi salah satu yang terendah di Asia Pasifik, yaitu sekitar 0,3 watt per kapita. Angka ini masih jauh dari kebutuhan kapasitas ideal yang mencapai hampir 840 megawatt (MW) berdasarkan jumlah penduduk. 

Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, kapasitas data center di Indonesia hanya setara dengan sekitar 12,7 persen. Untuk itu, perusahaan data center, Bitera siap ambil peluang dengan meluncurkan data center pertama di Jakarta pada  27 Februari 2024 lalu. Peresmian ini dihadiri oleh beberapa pejabat tinggi pemerintah Indonesia, termasuk Bahlil Lahadalia selaku Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal,

“Penetrasi data center di Indonesia saat ini masih di bawah 1 watt per kapita, jauh dibandingkan negara tetangga seperti Singapura yang mencapai 100 watt per kapita. Sebagai perbandingan lain, konsumsi rata-rata di Jepang mencapai 10 watt per kapita, menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk berkembang dalam hal infrastruktur data center,” ujar Tedy Harjanto selaku CEO Bitera melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Kamis (29/2).

Data center jadi infrastruktur penunjang ekonomi digital

Ilustrasi Data Center Bitera/Dok Bitera

Saat ini, Indonesia juga masih tertinggal dalam pembangunan data center dibandingkan dengan target yang ditetapkan untuk tahun 2030. Hal ini menjadi perhatian yang cukup serius, mengingat pentingnya peran data center sebagai infrastruktur digital dalam mendukung pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia juga menekankan bahwa infrastruktur digital merupakan kebutuhan utama dalam transformasi digital perekonomian Indonesia dan dunia. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan infrastruktur digital yang memadai.

“Kehadiran Bitera diharapkan mampu memperkuat infrastruktur digital nasional sehingga mampu mempersiapkan Indonesia untuk dapat bersaing di kancah internasional, memberdayakan UMKM dan startup melalui akses teknologi yang canggih,” lanjut Bahlil.

Sebagai afiliasi dari MMS Group Indonesia, Bitera memiliki pandangan yang sama untuk membangun Indonesia yang berkelanjutan. Bitera menawarkan kapasitas beban TI kritis sebesar 20 MW dengan kapasitas hingga 4.000 rak. Fasilitas Tier-III+, menyediakan SLA (Service Level Agreement) Five9s dan merupakan pusat data paling aman di pusat kota Jakarta. Keandalan daya juga dijamin melalui redundansi 2N yang dipasok dari dua gardu induk yang terdiversifikasi. Pengakuan atas dedikasi terhadap standar keamanan tercermin dari sertifikasi yang diperoleh seperti ISO 27001 dan Uptime Institute TCCD, dan TCCF yang akan diperoleh Bitera.

Related Topics