Jakarta, FORTUNE - Aspek environmental, social, and governance (ESG) kini semakin menjadi faktor penentu bagi investor sebelum menanamkan modalnya di pasar Indonesia. Hal ini diamini oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 Bursa Efek Indonesia (BEI), Ignatius Denny Wicaksono, menyebut peran signifikan ESG dalam kegiatan investasi.
Ia menjelaskan, produk investasi berbasis ESG mengalami pertumbuhan signifikan. Pada 2015, produk yang tersedia hanya satu, tapi kini jumlahnya mencapai 24 dengan nilai aset kelolaan (AUM) sekitar Rp40 miliar untuk investasi pasif hingga Juni 2025.
“Index ESG yang menggunakan faktor ESG dalam pertimbangan keputusan investasi memberikan return yang lebih tinggi untuk jangka panjang, dibandingkan indeks non-ESG,” kata Denny, pada acara Katadata SAFE 2025 di Jakarta, Rabu (10/9).
Director of Legal, External Affairs, and Circular Economy Chandra Asri Group, Edi Rivai, menyatakan jumlah investor yang mempertimbangkan prinsip ESG perusahaan sebelum melakukan investasi makin banyak, seperti terjadi pada Chandra Asri.
“Pelanggan kita banyak dari luar negeri. Mereka ingin memastikan bagaimana investasi mereka secure. Salah satunya dari ESG,” kata Edi.
Dia mengatakan perusahaannya setiap tahun membuat laporan khusus soal keberlanjutan yang telah sesuai dengan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Untuk melakukan pelaporan suistainability, perseroan pun sudah ada framework,” ujarnya.