BUSINESS

Apa Itu Dropship dan Bagaimana Cara Menjadi Dropshipper?

Ini serba serbi bisnis dropship dan menjadi dropshipper.

Apa Itu Dropship dan Bagaimana Cara Menjadi Dropshipper?ilustrasi dropshipper (pexels.com/Tirachard Kumtanom)
19 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Peluang bisnis dropship masih terbuka lebar. Tak heran model bisnis ini begitu diminati sebab siapa saja bisa menjadi dropshipper tanpa modal besar. Adapun skema bisnis dropship dengan modal dan risiko minimal menjadi salah satu opsi bisnis online, maka tak mengherankan siapa saja bisa menjadi dropshipper asalkan memahami e-commerce dan gigih mempromosikan produk.

Lalu, apa itu dropshipper? Pelaku bisnis dropship dikenal dengan sebutan dropshipper. Arti dropship adalah jenis bisnis di mana produk yang dijual tidak menyimpan stok, tetapi dibeli langsung dari pihak ketiga, baik produsen maupun distributor besar, dan dikirimkan langsung kepada konsumen.

Mengutip majoo.id, Jumat (19/8), dropshipper adalah seseorang yang menjual produk milik pihak lain, tanpa harus menyetok dan mengirimkan pesanan sebab proses pengiriman dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu produsen atau pemasok besar. Artinya, hanya bertugas membuka toko online dan mempromosikan produk. Sementara itu, proses produksi, pengemasan, sampai pengiriman akan diselesaikan oleh pihak produsen. 

Cara kerja yang sederhana membuat banyak orang tertarik untuk menjadi dropshipper. Dibandingkan metode bisnis lain. Apa saja keuntungan menjalankan bisnis dropship?

Bisnis dropship tidak membutuhkan modal besar

Dropship tidak memberikan syarat pembelian produk di awal sebagai stok. Oleh karena itu, bisnis ini bisa dimulai dengan nominal berapa pun yang dimiliki. 

Pembelian akan dilakukan hanya ketika sudah ada permintaan dari konsumen. Itu pun biasanya pembeli disyaratkan untuk melunasi transaksi terlebih dahulu sebelum permintaan diproses.

Berbicara pengelolaan produk atau pengiriman, seperti yang sudah diketahui, sepenuhnya ditanggung oleh pihak pemilik produk. Jadi, modal yang dibutuhkan sebagai dropshipper memang sangat minimal.

Dropship minim risiko

Jika Anda menyimpan stok, maka ada risiko produk tidak diminati pasar. Sebagai contoh, akibat adanya perubahan tren pasar.  Kalaupun produk diterima dengan baik oleh pasar, tetap harus menanggung risiko adanya kerusakan stok produk yang akan dijual. 

Seorang dropshipper tidak tentu tidak berisiko besar dan tak mengalami hal ini karena tidak perlu membeli produk di awal. Dengan kata lain, risiko yang dihadapi dalam bisnis dropship relatif rendah.

Related Topics