BUSINESS

Pandemi Belum Pulih, Merek Mewah Pangkas Proyeksi Bisnis di Cina

Dampak lockdown terus-menerus dan ketidakpastian.

Pandemi Belum Pulih, Merek Mewah Pangkas Proyeksi Bisnis di CinaIlustrasi gerai Louis Vuitton. Shuterstock/Sorbis

by Desy Yuliastuti

23 June 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

jakarta, FORTUNE - Penguncian wilayah atau lockdown akibat Covid-19 di Cina telah membawa dampak negatif pada bisnis. Menurut survei Oliver Wyman , merek-merek mewah telah memangkas ekspektasi bisnis mereka di Cina tahun ini setelah diberlakukan lockdown Covid-19 terbaru di negara itu.

Survei menunjukkan, perkiraan persentase pertumbuhan untuk merek mewah dan konsumen premium dipangkas sebesar 15 basis poin. Sementara untuk merek mewah saja, angkanya turun hampir 25 basis poin. Berbagai faktor turut mempengaruhi perhitungan bisnis brand mewah itu. 

Prediksi turun tajam

Suasana pusat berbelanjaan Mall Kuningan City di Jakarta, Selasa (10/8/2021).ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa

Menurut survei, bisnis barang premium dan mewah sekarang hanya diperkirakan mencatatkan pertumbuhan 3 persen dalam basis setahun (tahun-ke-tahun/yoy) di Cina daratan untuk tahun ini. Angka ini turun tajam dari pertumbuhan 18 persen yang mereka perkirakan beberapa bulan lalu. Hasil itu berdasarkan rata-rata tertimbang dari hasil survei.

Oliver Wyman mengatakan, survei eksekutifnya pada Mei itu mencakup lebih dari 30 klien perusahaan konsultan di seluruh konsumen premium dan barang-barang mewah. Mereka mewakili lebih dari US$50 miliar atau sekitar Rp700 triliun dalam penjualan ritel.

Ketidakpastian kondisi

Ilustrasi jam tangan dan perhiasan mewah. Shutterstock/lapas77