BUSINESS

Octopus Ekspansi Layanan Daur Ulang Sampah ke Jawa Barat

Layanan diperluas hingga ke Bekasi, Bogor, dan Depok.

Octopus Ekspansi Layanan Daur Ulang Sampah ke Jawa BaratOctopoint pertama di Bandung/Dok. Octopus
28 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Setelah hadir di berbagai kota besar seperti Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung Raya, Bali, dan Makassar, Octopus memperluas layanannya di Bogor, Depok, dan Bekasi. Perusahaan teknologi yang berfokus pada solusi daur ulang sampah memperluas layanannya sebagai bentuk dukungan Octopus terhadap Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mengurangi sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Peresmian layanan juga bersamaan dengan pengoperasian Octopoint pertama di Kota Bandung, Kamis, 23 Februari 2023. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtyas, mengapresiasi perluasan layanan Octopus. “Melalui kerja sama antara Octopus dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memilah dan mengelola sampah dari rumah," ujarnya dalam keterangan resmi.

Senada, Chief Executive Officer dan Co-Founder Octopus Indonesia, Moehammad Ichsan berharap kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. 

“Dengan hadirnya Octopus di Bogor, Depok dan Bekasi dapat mengedukasi warga untuk menerapkan gaya hidup memilah dan mendaur ulang sampah rumah tangga dengan mudah menggunakan aplikasi Octopus,” katanya. Selain itu, pihaknya terus memastikan kualitas sampah yang diterima terjaga dengan baik, sehingga mudah untuk dikelola dan didaur ulang.

Alternatif solusi persoalan sampah

Dok. Octopus Indonesia

Merujuk pada data dari Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, pencemaran tertinggi di Jabar adalah sampah domestik atau limbah rumah tangga, yaitu sebesar 60 persen. 

Tak hanya itu, setiap hari terdapat 25.000 ton sampah yang diproduksi, yang terdiri dari 60 persen sampah organik dan 40 persen sampah anorganik. Namun, hanya 40 persen sampah yang dikelola dengan baik.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat, Rd. Dewi Sartika, mengatakan fakta tersebut sebagai pengingat bagi untuk mengelola sampah secara tuntas.

Kehadiran Octopus diharapkan bisa membantu menanggulangi sampah sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah dan mendaur ulang sampah.

Kerja sama antara Octopus dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah terjalin sejak tahun 2021. Sebelum Bekasi, Bogor, dan Depok, Octopus telah beroperasi di Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dan Kota Cimahi.

Chief Marketing Officer dan Co-Founder Octopus Indonesia, Hamish Daud menjelaskan, melalui Octopoint masyarakat dapat menyetor sampah pascakonsumsinya dengan praktis. 

Selain itu, Pelestari yang sudah terlatih dan terverifikasi dapat dengan mudah mengambil sampah untuk kemudian didaur ulang di fasilitas Octopus. Dengan menggunakan aplikasi Octopus sebagai aplikasi daur ulang sampah, masyarakat tidak hanya ikut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Masyarakat juga mendapatkan keuntungan dari setiap sampah yang dikumpulkan. Keuntungan tersebut berupa poin yang dapat ditukarkan dengan berbagai manfaat untuk kebutuhan sehari-hari, seperti pulsa dan token listrik,” katanya.

Tak hanya sampah plastik, masyarakat juga bisa menukarkan sampah elektronik. Tahun lalu, Octopus juga berkolaborasi dengan Xiaomi meluncurkan inisiatif pengelolaan daur ulang sampah elektronik

Adapun 10 lokasi Xiaomi Store yang menjadi drop-off point Octopus di Jakarta adalah Aeon Jakarta Garden City, Mall Kelapa Gading, Mall Artha Gading, Mall Emporium Pluit, Lippo Mall St. Moritz, Central Park, ITC Roxy Mas, Kota Kasablanka, Gandaria City dan Mall Pondok Indah.

Untuk diketahui, layanan Octopus kini mencakup delapan kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Bogor, Depok, Bekasi, Bali, dan Makassar. Octopus telah menjangkau hampir 200.000 pengguna, bekerja sama dengan lebih dari 8.000 Bank Sampah dan 23.000 pemulung yang dilatih dan terverifikasi menjadi Pelestari.

Related Topics