BUSINESS

Mendag: Pasar yang Besar Jadi Pendorong Investasi

Selama 20 bulan terakhir neraca dagang Indonesia surplus.

Mendag: Pasar yang Besar Jadi Pendorong InvestasiMendag Muhammad Lutfi dalam acara “Pelepasan Ekspor Akhir Tahun 2021”, Kamis (23/12)/YouTube Kementerian Perdagangan RI
by
10 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan peningkatan kinerja industri, hilirasi menjadi potensi pasar bagi Indonesia guna menarik investasi. Berkaca pada neraca dagang, trennya dalam 20 bulan terakhir mencatatkan kinerja positif.

"Kita memiliki pasar bebas. Itulah pendorong investasi. Karena, pasar yang besar menjadi pendorong investasi. Kami melakukan industrialisasi skala besar karena kami sangat disiplin dalam mengalirkan nilai tambah kami yang berasal dari pertambangan, dan ini sangat penting," kata Lutfi saat acara Mandiri Investment Forum, Rabu (9/2).

Pada penghujung 2021 neraca dagang Indonesia surplus US$1,02 miliar dengan nilai ekspor US$22,38 miliar dan impor US$21,36 miliar.

Unggulan ekspor Indonesia

Total nilai ekspor Indonesia tahun lalu mencapai US$231,5 miliar. Beberapa produk unggulan ekspor Indonesia adalah besi dan baja, produk elektronik, produk elektrik, dan otomotif beserta suku cadangnya.

Lutfi mengatakan struktur ekspor Indonesia saat ini didominasi produk-produk manufaktur dan sektor industri. Kontribusinya terhadap total ekspor 76,49 persen. Pertumbuhan nilai ekspor produk industri pada tahun sama mencapai 35,11 persen secara tahunan.

Salah satu produk manufaktur yang dapat menjadi andalan Indonesia adalah barang-barang otomotif dan turunannya. Sepanjang 2021, ekspor barang otomotif dan suku cadang mencapai US$7,87 miliar.

"Jumlah konsumen produk otomotif di Indonesia sangat besar. Pada 2005, saya lihat data di Thailand setiap 1.000 orang punya 179 mobil. Tapi di Indonesia dari 1.000 orang hanya 37 yang memiliki mobil. Dari situ saya yakin Indonesia akan menajdi negara terdepan untuk menarik investasi industri otomotif," katanya.

Negara lain butuh CPO Indonesia

Produk olahan industri andalan lainnya adalah crude palm oil (CPO), kata dia. Komoditas tersebut banyak dicari di Negeri Tirai Bambu, selain pula Eropa. “Porsi ekspor sawit ke Cina tertinggi hingga US$33 juta atau 20 persen dari porsi ekpor dari Indonesia,” kata Lutfi.

Kemudian, 18,3 persen ekspor elektronik Indonesia masuk ke Singapura, yang diyakini hanya sebagai negara transit dan akan diekspor kembali ke negara lain.

Kementeriannya berkomitmen mengoptimalkan hilirisasi sejumlah komoditas hasil tambang, bauksit dan belakangan industri otomotif tahun ini. Menurutnya, investasi pada ketiga sektor hilirisasi itu mengalami peningkatan signifikan seiring torehan positif pasar sepanjang 2021. 

"Kita menerapkan langkah-langkah disiplin konversi, ini sudah terjadi dan kita sudah mencapai keberhasilan," tuturnya.

Related Topics