Huayou Disebut Bakal Tambah Investasi Jumbo di Indonesia

- Huayou Cobalt Co akan tambah investasi di Indonesia sebesar US$8,3 miliar untuk memperkuat rantai pasok baterai kendaraan listrik.
- Perusahaan juga akan mengembangkan kawasan industri baru di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
- IPIP ditujukan untuk menarik lebih banyak investasi dari perusahaan-perusahaan dalam rantai pasok baterai listrik.
Jakarta, FORTUNE – Perusahaan nikel dan kobalt global asal Cina, Zhejiang Huayou Cobalt Co. (Huayou), menunjukkan komitmen jangka panjang yang kuat di Indonesia. Setelah menanam modal US$9 miliar hingga awal 2025, Huayou siap menggelontorkan tambahan investasi jumbo senilai US$8,3 miliar guna memperkokoh rantai pasok baterai kendaraan listrik di Tanah Air. Suntikan dana baru ini menjadikan total investasi Huayou di Indonesia berpotensi mencapai lebih dari US$17 miliar.
Kabar tentang rencana suntikan modal baru ini disampaikan oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani. Menurutnya, total investasi Huayou yang telah terealisasi di Indonesia mencapai US$9 miliar per awal 2025. Ia menambahkan, investasi lanjutan senilai US$8,3 miliar akan digarap bersama mitra-mitra baru asal Cina. Dari jumlah tersebut, sekitar US$4,4 miliar merupakan kontribusi langsung dari Huayou.
“Saya baru ketemu dengan chairman-nya,” kata Rosan saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (6/5).
Langkah strategis penambahan investasi ini mempertegas peran sentral Huayou dalam upaya memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam ekosistem baterai kendaraan listrik global. Huayou sendiri telah terlibat aktif dalam berbagai proyek di Indonesia, termasuk partisipasinya pada konsorsium Titan bersama Indonesia Battery Corporation (IBC).
Potensi pasar produk hilirisasi nikel dan baterai ini dinilai sangat menjanjikan. Rosan memastikan hasil produksi proyek-proyek Huayou memiliki jaringan pembeli (offtaker) yang sangat luas di pasar global.
Destinasi ekspornya mencakup Tiongkok, Amerika Serikat, bahkan hingga Eropa.
“Suplainya masuk ke semua kebutuhan yang ada. Tidak hanya ke Cina, tapi juga bahkan ke Amerika Serikat, ke Eropa. Jadi ini sudah sangat-sangat baik,” ujarnya, menekankan luasnya akses pasar bagi produk-produk yang dihasilkan.
Selain fokus pada proyek-proyek hilirisasi nikel, Huayou juga merancang pengembangan sebuah kawasan industri baru secara mandiri. Lokasinya direncanakan berada di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dengan nama Indonesia Pomalaa Industrial Park (IPIP).
Kawasan industri ini akan dilengkapi berbagai fasilitas umum dan secara khusus didesain untuk menarik lebih banyak investasi dari perusahaan-perusahaan yang merupakan bagian dari ekosistem atau rantai pasok baterai listrik.
Rencana ini melengkapi jejak Huayou yang sebelumnya telah terlibat dalam pengembangan kawasan serupa di Morowali dan Weda Bay—dua pusat industri nikel strategis di Indonesia.