Tidak hanya Jepang, perekonomian Inggris pun jatuh ke dalam jurang resesi pada paruh kedua 2023, dan menciptakan suasana menantang menjelang pemilihan Perdana Menteri Rishi Sunak tahun ini serta janjinya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
PDB Inggris terkontraksi sebesar 0,3 persen pada triwulan IV 2023, setelah menyusut sebesar 0,1 persen di triwulan sebelumnya. Kontraksi pada kuartal keempat ini lebih dalam dari perkiraan seluruh ekonom dalam jajak pendapat Reuters, yang menunjukkan penurunan sebesar 0,1 persen.
Pound sterling melemah terhadap dolar dan euro. Investor menambah taruhan mereka pada Bank of England (BoE) yang memangkas suku bunga tahun ini dan dunia usaha meminta bantuan lebih banyak dari pemerintah dalam rencana anggaran yang akan jatuh tempo pada 6 Maret.
Dengan data terbaru ini, Inggris resmi bergabung dengan Jepang di antara negara-negara maju Kelompok Tujuh (G7) yang mengalami resesi, meskipun resesi tersebut kemungkinan hanya berlangsung jangka pendek jika dilihat dari standar historis. Kanada belum melaporkan data PDB untuk kuartal keempat.
Perekonomian Inggris hanya 1 persen lebih tinggi dibandingkan pada akhir 2019, sebelum pandemi COVID-19 melanda.
Sunak mengumbar akan meningkatkan perekonomian sebagai salah satu janji utamanya kepada para pemilih tahun lalu. Partai Konservatif yang dipimpinnya telah mendominasi politik Inggris selama tujuh dekade terakhir, dan memiliki reputasi dalam hal kompetensi ekonomi. Namun Partai Buruh kini lebih percaya pada perekonomian, menurut jajak pendapat.
Rumah tangga di Inggris akan mengalami penurunan standar hidup yang pertama antara satu pemilu nasional dan pemilu berikutnya sejak Perang Dunia Kedua, kata para analis.
Ruth Gregory, wakil kepala ekonom Inggris di Capital Economics, mengatakan angka PDB lebih memiliki signifikansi politik dibandingkan ekonomi, dengan para pemilih akan memilih anggota parlemen di dua daerah pemilihan pada hari Kamis.
“Berita bahwa Inggris tergelincir ke dalam resesi teknis pada 2023 akan menjadi pukulan telak bagi perdana menteri pada hari ketika ia menghadapi kemungkinan kalah dalam dua pemilu sela,” kata Gregory.