Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mobil Mewah Eropa Bebas Bea Masuk, Ini Deretan Mereknya

mobil bmw
Ilustrasi BMW iX3 (unsplash.com/Baron)
Intinya sih...
  • IEU-CEPA ditandatangani di Bali, pembebasan bea masuk mobil mewah Eropa akan dilakukan secara bertahap hingga 0 persen dalam lima tahun.
  • 96% produk ekspor Uni Eropa ke Indonesia akan bebas bea masuk setelah masa transisi lima tahun, sektor otomotif menjadi salah satu penerima manfaat terbesar.
  • Pasar otomotif Indonesia masih dikuasai produsen Jepang, namun dengan pembebasan tarif mobil Eropa, persaingan dengan produsen Jepang dan Tiongkok akan semakin ketat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Indonesia dan Uni Eropa (UE) akhirnya mencapai tonggak sejarah baru dengan ditandatanganinya Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) pada Selasa, 23 September 2025, di Bali. Perjanjian ini disebut sebagai salah satu kerja sama dagang paling komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa setelah hampir satu dekade perundingan.

Salah satu poin yang paling menyita perhatian publik adalah rencana pembebasan bea masuk mobil mewah Eropa, termasuk Mercedes-Benz dan BMW. Selama ini, tarif bea masuk mobil Eropa mencapai 50 persen. Nantinya, tarif tersebut akan diturunkan secara bertahap hingga 0 persen dalam kurun waktu lima tahun.

Lalu, bagaimana dampaknya bagi pasar otomotif Indonesia dan merek apa saja yang akan diuntungkan? Berikut ini informasi lebih lengkapnya! 

Perubahan besar dalam pasar otomotif

Menurut dokumen perjanjian, sebanyak 96 persen produk ekspor Uni Eropa ke Indonesia akan bebas bea masuk setelah masa transisi lima tahun. Uni Eropa memperkirakan ekspor mereka ke Indonesia akan meningkat hingga 30 persen atau sekitar €3 miliar (sekitar Rp51 triliun).

Sektor otomotif menjadi salah satu penerima manfaat terbesar. Mobil premium yang sebelumnya terbebani harga tinggi akibat tarif impor, kini berpeluang hadir dengan harga lebih kompetitif.

CEO PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia, Donald Rachmat, menilai kebijakan ini positif bagi industri otomotif nasional.

“Sebagai salah satu merek otomotif premium Eropa, Mercedes-Benz meyakini kebijakan ini akan membawa manfaat bagi industri otomotif nasional sekaligus membuka peluang lebih besar untuk menghadirkan produk-produk inovatif bagi pelanggan di Indonesia,” ujar Donald.

Meski demikian, Mercedes-Benz belum memastikan apakah harga mobil mereka akan langsung turun. Menurut Donald, perusahaan masih menunggu detail implementasi IEU-CEPA sebelum menetapkan strategi harga.

Deretan mobil mewah Eropa di Indonesia

Selama ini, mobil Eropa identik dengan segmen premium karena harga yang tinggi. Data Gaikindo mencatat, penjualan wholesales mobil penumpang Mercedes-Benz Januari–Agustus 2025 hanya 802 unit, turun 49,2 persen dibanding periode yang sama 2024 (1.580 unit). Penjualan ritel juga merosot 40,8 persen secara tahunan.

Namun, dengan pembebasan tarif, sejumlah merek berikut berpotensi makin kompetitif di Indonesia:

  • Mercedes-Benz: Salah satu merek paling populer, menawarkan beragam model dari C-Class (mulai Rp1,09 miliar) hingga AMG G 63 (Rp7,95 miliar).

  • BMW: Pesaing utama Mercedes-Benz, dikenal dengan desain sporty dan teknologi mutakhir.

  • Audi: Merek premium asal Jerman dengan reputasi kenyamanan dan inovasi teknologi.

  • Porsche: Identik dengan mobil sport mewah, namun juga sukses lewat SUV Cayenne dan Macan.

  • Volkswagen (VW): Lebih dikenal dengan model kelas menengah di Eropa, tetapi lini premium seperti VW Touareg juga berpotensi masuk lebih luas.

Dengan bea masuk 0 persen, mobil-mobil tersebut bisa dipasarkan dengan harga lebih menarik, terutama bagi kalangan menengah atas Indonesia.

Persaingan dengan produsen Jepang dan Tiongkok

Hingga kini, pasar otomotif Indonesia masih dikuasai produsen Jepang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor mobil dari Jepang pada 2024 mencapai US$1,09 miliar (sekitar Rp16,9 triliun), jauh di atas Jerman yang hanya US$323,4 juta (sekitar Rp5 triliun).

Di sisi lain, impor mobil dari Tiongkok melonjak drastis, hampir menembus US$2 miliar (sekitar Rp31 triliun) pada 2024. Peningkatan ini didorong oleh tingginya permintaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Masuknya mobil Eropa tanpa bea masuk diperkirakan akan memperketat persaingan. Produsen Jepang perlu menyesuaikan strategi harga, sementara produsen Tiongkok yang gencar menjual EV akan bersaing langsung dengan mobil listrik asal Eropa.

Dampak ekonomi lebih luas

Dari sisi makro, kebijakan ini tidak hanya berpengaruh pada harga mobil, tetapi juga membuka peluang investasi baru. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan IEU-CEPA dapat memperkuat kerja sama di sektor otomotif, terutama dalam pengembangan kendaraan listrik.

“Eropa memiliki kepentingan soal kerja sama otomotif, terutama dalam suplai mineral kritis untuk produksi baterai kendaraan listrik. Hal ini akan membuka potensi investasi baru di Indonesia,” jelas Airlangga (23/9).

Hal senada disampaikan Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa, Maros Sefcovic.

“Hubungan perdagangan Uni Eropa dan Indonesia semakin kuat. Total perdagangan barang mencapai lebih dari €27 miliar (sekitar Rp459 triliun) pada tahun lalu, dan kesepakatan ini akan memperluas kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan,” kata Maros.

Selain otomotif, IEU-CEPA juga mencakup sektor lain seperti mesin, farmasi, bahan kimia, hingga produk agro-pangan. Sebaliknya, produk ekspor unggulan Indonesia seperti minyak sawit, tekstil, dan alas kaki akan lebih mudah masuk ke pasar Eropa.

FAQ seputar mobil eropa

1. Apa itu bea masuk?

Bea masuk adalah pungutan negara terhadap barang impor yang masuk ke wilayah pabean Indonesia.

2. Berapa tarif bea masuk mobil Eropa sebelumnya?

Sebelumnya, tarif bea masuk mobil Eropa mencapai 50 persen.

3. Apakah harga mobil Eropa akan langsung turun?

Belum tentu. Produsen masih menunggu detail implementasi IEU-CEPA sebelum menyesuaikan harga jual.

4. Selain otomotif, sektor apa lagi yang diuntungkan dari IEU-CEPA?

Sektor mesin, farmasi, bahan kimia, agro-pangan, serta ekspor unggulan Indonesia seperti sawit, tekstil, dan alas kaki.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yunisda DS
EditorYunisda DS
Follow Us

Latest in Business

See More

Geely Rakit Lokal Starray EM-i di Pabrik Purwakarta, EX5 dan Xingyuan

29 Sep 2025, 12:40 WIBBusiness