Prabowo Sudah Ajukan Pertemuan dengan Trump Buat Negosiasi

- Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, ungkap pemerintah Indonesia usulkan pertemuan Prabowo-Trump sebelum kebijakan tarif AS.
- Kementerian Luar Negeri menunggu konfirmasi waktu dan tempat dari AS terkait agenda pertemuan kedua kepala negara.
- Indonesia kirim tim negosiasi untuk membahas kebijakan tarif secara langsung di Washington guna meredakan dampaknya.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia telah menjalin komunikasi dengan pihak Amerika Serikat (AS) guna mengatur pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump. Permintaan pertemuan tersebut telah diajukan jauh sebelum AS mengumumkan kebijakan tarif impornya yang terbaru.
"Permohonan untuk bertemu Presiden Trump sudah kami kirimkan sejak lama, bahkan sebelum kebijakan tarif itu diberlakukan," kata Sugiono mengutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (11/4).
Ia menambahkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara.
Saat ini, Kementerian Luar Negeri masih menunggu konfirmasi waktu dan tempat dari pihak AS terkait agenda pertemuan kedua kepala negara tersebut. Di tengah ketidakpastian itu, Sugiono menyebutkan bahwa Indonesia juga telah mengirim tim negosiasi untuk membahas kebijakan tarif secara langsung di Washington.
"Tim kami sedang bersiap untuk berangkat ke AS dalam waktu dekat," kata Sugiono menegaskan.
Sebagai informasi, pada 2 April lalu, Amerika Serikat menetapkan tarif impor timbal balik sebesar 32 persen terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia, yang mulai berlaku pada 9 April. Namun, Presiden Trump kemudian memutuskan untuk menunda pemberlakuan tarif tersebut selama 90 hari bagi 75 mitra dagang, termasuk Indonesia.
Sebagai tindak lanjut, Presiden Prabowo menunjuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk memimpin delegasi negosiasi ke AS.
Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah AS telah menerima surat resmi dari Indonesia yang berisi permohonan dialog terkait kebijakan tarif tersebut. Surat itu disampaikan melalui Kantor Perwakilan Dagang AS (United States Trade Representative/USTR) dan juga kepada Menteri Perdagangan AS.
“Pemerintah Indonesia sudah menyampaikan suratnya dan pihak AS melalui Duta Besar mereka di Indonesia juga telah menerimanya. Saat ini mereka menyatakan siap melanjutkan diskusi dengan kami secara lebih mendalam,” jelas Airlangga saat memberikan keterangan pers di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4).
Dengan langkah diplomasi ini, Indonesia berharap dapat meredakan dampak kebijakan tarif terhadap hubungan dagang kedua negara, sekaligus membuka ruang dialog yang lebih konstruktif antara Jakarta dan Washington.