Jakarta, FORTUNE - BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) (Bio Farma), PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Kimia Farma Apotek (KFA), menjalin kerja sama strategis dengan Silk Road Fund (SRF) dan Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI).
Kolaborasi ini dituangkan melalui penandatanganan Conditional Share Subscription and Purchase Agreement beserta dokumen-dokumen transaksi terkait lainnya antara KAEF dan anak usahanya, KFA, dengan SRF dan INA.
Total investasi dalam kerja sama ini mencapai Rp1,86 triliun untuk 40 persen kepemilikan di KFA, bergantung pada laporan keuangan. Investasi tersebut akan digunakan untuk mendanai ekspansi bisnis strategis KFA, kebutuhan modal kerja, serta inisiatif untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury, mengatakan kerja sama investasi ini dapat membukakan akses Kimia Farma ke kepakaran investor global. “Akses pada ekspertis investor global juga akan memperkuat posisi perusahaan serta meningkatkan kualitas mengacu pada standar internasional,” ujar Pahala, Minggu (13/11).
SRF atau Dana Jalur Sutra merupakan lembaga dana abadi (Sovereign Wealth Fund/SWF) dari Cina yang digunakan untuk investasi khusus. Lembaga ini didirikan pada 2014 untuk membiayai proyek One Belt One Road (OBOR) Presiden Xi Jinping ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
SRF dan INA akan berpartisipasi dalam rencana transaksi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 14 Oktober 2022 di Jakarta. KAEF akan mendapatkan dana untuk mendukung modal kerja dalam rangka ekspansi perusahaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat Indonesia.