Lonjakan Harga Batu Bara, Berkah Bagi Bisnis TOBA
Perusahaan catatkan kenaikan pendapatan 4,1%.
15 November 2021
Jakarta, FORTUNE - PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) membukukan pertumbuhan pendapatan 4,1 persen pada kuartal ketiga 2021. Itu berkat kenaikan harga batu bara yang terjadi karena peningkatan permintaan.
Berdasar keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten yang terafiliasi dengan Luhut Binsar Pandjaitan itu mencetak pendapatan US$286,8 juta pada penghujung September 2021. Capaian itu lebih tinggi dari masa yang sama setahun sebelumnya, yakni US$275,4 juta.
Berkat kenaikan permintaan, harga batu bara—salah satu unit bisnis TOBA—pun turut terangkat. Hingga akhirnya mencapai US$254/ton pada Oktober 2021 di NEWC.
Sebagai informasi, TOBA memiliki tiga lini bisnis, yakni pertambangan, perkebunan, dan ketenagalistrikan. “Sentimen positif menghasilkan potensi permintaan yang kuat di sektor pertambangan dan listrik,” tulis manajemen, dikutip Senin (15/11).
Pendapatan berbasis Segmen Bisnis
Sepanjang 9 bulan 2021, pertambangan dan perdagangan batu bara mendominasi sumber pendapatan TOBA. Masing-masing berkontribusi US$124 juta dan US$106 juta.
Sementara itu, segmen ketenagalistrikan dan perkebunan mencetak pemasukan hingga US$53 juta. Kondisi itu jauh berbeda dari periode sama tahun lalu saat pertambangan batu bara dan bisnis kelistrikan (dan lain-lain) lebih berperan besar.
Dalam keterbukaan informasinya, manajemen menulis, “pendapatan dari pembangkit listrik menurun karena pengakuan pendapatan yang lebih rendah dari Proyek Pembangkit Listrik Sulbagut-1 dan Sulut-3.”
Kinerja Q3 2021 TOBA
Selain pendapatan, laba operasional setahunan perusahaan pun naik 5,5 persen, dari US$65,7 juta (Q3-2020) menjadi US$69,3 juta (Q3-2021). Sementara itu, EBITDA perseroan turun 4,6 persen dari US$43,9 juta menjadi US$41,9 juta tahun ini.
Harga pokok penjualan atau COGS (Cost of Goods Sold) TOBA naik 6,5 persen menjadi US$243,8 juta. Di sisi lain, perseroan berhasil menekan capex (capital expenditure) hingga 65,6 persen dari US$105 juta menjadi US$36,1 juta.
Di penghujung September 2021, TOBA juga tercatat memiliki kas dan setara kas senilai US$67,8 juta. Ditambah dengan royalti sebesar US$6,9 juta.
Strategi Pertumbuhan TOBA di Masa Depan
TOBA memiliki target untuk menghasilkan nol emisi karbon pada 2030. Untuk melakukannya, perseroan mengklaim akan mengalihkan investasi dari bisnis berbasis energi fosil menjadi energi terbarukan dan kelistrikan (EV) pada 2021–2025.
Perusahaan juga akan menyetop bisnis pertambangan batu bara pada periode 2026–2030, juga divestasi PLTU sebelum 2030.