FINANCE

Realisasi Pembiayaan UMi Capai Rp22,04 Triliun

95 persen dari total debitur adalah perempuan.

Realisasi Pembiayaan UMi Capai Rp22,04 TriliunPengrajin Tenun di Rumah Tenun Baku Peduli, Manggarai Labuan Baju NTT/Fortune Indonesia/Suheriadi
27 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Ririn Kadariyah, mengatakan pembiayaan usaha ultramikro (UMi) telah mencapai Rp22,04 triliun sejak 2017. Pembiayaan disalurkan melalui 60 lembaga keuangan nonbank kepada 6,4 juta debitur yang tersebar di 509 kabupaten dan kota di Indonesia.

Ririn mengatakan 95 persen dari debitur penerima pembiayaan UMi ini perempuan, dan sisa 5 persennya laki-laki. Selain karena sebagian besar pelaku usaha mikro adalah perempuan, skema penyaluran UMi yang menggunakan skema jemput bola atau petugas mendatangi masyarakat secara langsung juga sangat cocok bagi perempuan.

"Para ibu-ibu yang juga memiliki tanggung jawab mengurus keluarga dan anak-anak, mereka tidak perlu meninggalkan rumah," ujarnya dalam Konferensi Pers Kinerja PIP Semester I-2022, dilansir dari ANTARA, Rabu (27/7)..

Penyaluran pembiayaan UMi meningkat

Penyaluran pembiayaan UMi terus meningkat. Pada 2017 nilainya mencapai Rp753,24 miliar dan disalurkan kepada 307.033 debitur, lalu Rp1,56 triliun diarahkan kepada 557.112 debitur pada 2018.

Peningkatan penyaluran UMi melalui badan layanan umum (BLU) di bawah Kemenkeu itu terus berlanjut pada 2019 yang mencapai Rp2,71 triliun kepada 809.926 debitur dan Rp6,01 triliun kepada 1,76 juta debitur pada 2020.

Hal serupa pun turut terjadi sepanjang 2021, yang tercatat naik menjadi Rp7,03 triliun kepada 1,95 juta debitur.

Untuk tahun ini, PIP menargetkan penyaluran UMi akan menjangkau 2 juta debitur dengan realisasi hingga semester I-2022 tercapai 50 persen dari target, yakni 1 juta debitur dengan nilai Rp3,95 triliun.

Dari sisi plafon, 90,68 persen dari total Rp22,04 triliun pembiayaan UMi yang telah tersalurkan memiliki plafon kredit kurang dari Rp5 juta meski plafon UMi bisa sampai Rp20 juta. Kemudian dari pembiayaan UMi yang telah disalurkan tersebut, 92,98 persen di antaranya memiliki tenor pinjaman sampai 12 bulan.

PIP juga menyediakan pembiayaan UMi berskema syariah sejak 2020 dengan porsi 44,7 persen dari total penyaluran Rp22,04 triliun. Sektor perdagangan pun mendominasi realisasi penyaluran UMi ini, yaitu memiliki porsi mencapai 95,97 persen.

Upaya memperluas pembiayaan UMi

Ririn Kadariyah mendorong jangkauan penyaluran pembiayaan usaha ultramikro (UMi) yang hingga kini telah tersebar di 509 kabupaten/kota dari total 514 kabupaten/kota. Peningkatannya jelas cukup signifikan sejak 2017 yang hanya 372 kabupaten/kota.

Secara terperinci, peningkatan jangkauan penyaluran pembiayaan UMi terus meluas menjadi ke 422 kabupaten/kota pada 2018, 458 kabupaten/kota pada 2019, 491 kabupaten/kota pada 2020 dan 503 kabupaten/kota pada 2021.

Ia mengatakan sejauh ini Pulau Jawa masih menjadi dominasi penyaluran pembiayaan UMi yaitu sebanyak 4,43 juta debitur dari total 6,4 juta debitur atau 69 persen.

"PIP sebagai institusi pemerintah tentu ingin memberikan pelayanan seluas-luasnya kepada masyarakat di Indonesia," ujar Ririn.

Oleh sebab itu, PIP terus mendorong perluasan jangkauan pembiayaan UMi terutama di luar Jawa yang salah satunya dilakukan dengan menambah jumlah penyalur.

Lembaga keuangan nonbank yang menjadi mitra penyalur UMi meliputi koperasi, perusahaan BUMN, seperti PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan BUMD seperti Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Mahirah Muamalah di Banda Aceh, "termasuk juga lembaga keuangan mikro di bidang pertanian, agribisnis dan lain-lain,” ujar Ririn.

Penyalur pembiayaan UMi pun terus mengalami peningkatan. Pada 2017 mencapai sembilan penyalur, 18 penyalur pada 2018, 40 penyalur pada 2019, 46 penyalur pada 2020, 55 penyalur pada 2021, dan 60 penyalur pada semester I-2022.

"Kabupaten yang belum khususnya di luar Jawa, karena tantangan geografisnya sangat tinggi. Makanya untuk pembiayaan ke sana harus cari mitra yang membuka layanan di sana," katanya.

Related Topics