Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ekonom: Danantara Bisa Jadi Penghambat Penyaluran Kredit Himbara

Ilustrasi Perbankan/ Achmad Bedoel
Intinya sih...
  • BPI Danantara dapat menghambat penyaluran kredit Himbara
  • Kredit perbankan hanya tumbuh 8,8%
  • Kredit dari bank BUMN menjadi pendorong utama penyaluran kredit

Jakarta, FORTUNE – Ekonom Senior, Aviliani memandang kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dapat menjadi penghambat penyaluran kredit bank BUMN atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Kondisi inilah yang menjadi salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan kredit nasional.

Aviliani menyebut, hal itu disebabkan oleh panjangnya alur izin yang perlu dilaksanakan bank untuk membuat rencana bisnis termasuk kredit. Apalagi, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2025 menyebut pengelolaan terhadap BUMN, termasuk operasional, investasi, hingga dividen menjadi kewenangan penuh BPI Danantara.

“Jadi saya lihat danantara ini sebenarnya maksudnya bagus. Tapi, kalau birokrasi panjang terus ya nanti akan sulit kan. Apa-apa kan (BUMN) harus dilapor sekarang,” kata Aviliani di sela-sela kegiatan ISEI Young Economist Festival 2025.

Menurutnya, sektor swasta masih banyak permintaan kredit ke berbagai sektor seperti pertambangan dan perkebunan. Namun demikian, kredit dari bank BUMN menjadi pendorong utama penyaluran kredit.

Kredit perbankan hanya tumbuh 8,8%

ilustrasi aktivitas perbankan (pexels.com/energepic)
ilustrasi aktivitas perbankan (pexels.com/energepic)

Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit industri perbankan tumbuh 8,88 persen (yoy) di April 2025 menjadi Rp7.960,94 triliun. Pertumbuhan itu melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan Maret 2025 yang mencapai 9,16 persen.

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi sebesar 15,86 persen (yoy), diikuti oleh kredit konsumsi 8,97 persen (yoy). Sedangkan kredit modal kerja tumbuh 4,62 persen (yoy). 

Ditinjau dari kepemilikan, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 8,82 persen (yoy). Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 12,77 persen (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 2,60 persen (yoy). Dengan kredit usaha kecil tumbuh tertinggi sebesar 9,48 persen (yoy) di tengah upaya perbankan yang berfokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us