FINANCE

BNI Siap Ekspansi Kredit pada 2022

BNI menyebut memiliki modal cukup untuk ekspansi kredit.

BNI Siap Ekspansi Kredit pada 2022Menara BNI Pejompongan/ Dokumen BNI
14 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyatakan siap untuk ekspansi kredit atau pembiayaan tahun depan, seperti dikatakan oleh direktur keuangannya, Novita Widya Anggraini, dalam keterangan pers, Senin (13/12).

Novita menyatakan optimismenya akan kinerja fungsi intermediasi yang lebih agresif pada 2022 menyusul suku bunga kredit dan transformasi digital yang memungkinkan dana murah demi perolehan laba lebih baik. 

“Kami yakin 2022 akan menjadi tahun yang lebih baik karena masyarakat telah berangsur-angsur beradaptasi dengan kondisi new normal,” katanya.

Pada kuartal ketiga, BNI berhasil mencatatkan kinerja memuaskan dengan pertumbuhan laba setahunan sebesar 79,3 persen atau Rp7,75 triliun. Kondisi itu dicapai berkat pendapatan berbasis komisi (fee-based income) dan pendapatan bunga (interest margin) yang masing-masing terkerek 17,7 persen dan 16,8 persen secara tahunan.

Pada periode sama bank tersebut menyalurkan kredit Rp570,64 triliun, atau tumbuh 3,7 persen secara tahunan. Kenaikan laju pembiayaan itu lebih tinggi daripada rata-rata industri. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit bank umum per September 2021 tumbuh 2,2 persen.

Secara jangka panjang, pertumbuhan kredit BNI kerap lebih tinggi dari industri. Ambil 2019 sebagai misal. Saat itu kredit bank umum tumbuh 6,1 persen, dan pembiayaan BNI melaju 8,6 persen. Bahkan pada tahun pertama krisis pandemi atau 2020, kredit perseroan tumbuh 5,3 persen, berlawanan dengan kredit industri yang terkoreksi 2,4 persen.

Dalam kaitan makro, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan 2022 merupakan momentum tepat untuk kembali menorehkan kinerja ekonomi terbaik. Pemerintah, katanya, menargetkan ekonomi dapat kembali tumbuh ke era sebelum COVID-19, yaitu sekitar 5 persenan.

Perkuat permodalan

Per September 2021, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BNI mencapai 19,9 persen, naik dari 16,7 persen pada September tahun sebelumnya.

Namun, kualitas permodalan emiten berkode BBNI tersebut masih di bawah industri. Data OJK menunjukkan rasio CAR bank umum pada periode sama mencapai 25,18 persen.

“Perolehan laba tahun ini akan menambah kekuatan modal inti BNI secara organik,” ujarnya. Perseroan sebelumnya juga telah menerbitkan surat utang demi memperkuat modal inti tier 2 dan modal inti tier 1.

Pada aspek lain, BNI juga berhasil menjaga kualitas kreditnya dengan rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) yang sebesar 3,8 persen. Bank pelat merah ini juga mampu meningkatkan daya saing suku bunga kredit berkat penghimpunan dana sehingga biaya dana (cost of fund) terpangkas hingga 1,6 persen.

“Hal-hal ini untuk dapat membantu ekspansi kredit kami ke depan. Kami juga secara aktif melakukan transformasi layanan dan memperkuat layanan pelayanan,” ujarnya.

Tranformasi digital

Menurut Novita, BNI selama pandemi COVID-19 telah memperkuat transformasi digital untuk mengerek kapabilitas transactional banking termasuk bekerja sama dengan Fintech dan e-commerce. Penguatan itu di antaranya menerapkan digitalisasi pada platform bisnis perusahaan, pengembangan produk-produk digital, dan penguatan ekosistem digital dengan API Open Banking.

“Saat ini BNI adalah bank yang unggul dalam Open Banking dengan 283 jenis layanan dan sudah digunakan oleh 4.000 klien,” katanya. Sebagai informasi, sampai September 2021, BNI memiliki 2.063 outlet yang tersebar di seluruh negeri serta 8 outlet luar negeri di berbagai negara.

Pada perdagangan Senin (13/12), saham BBNI ditutup menguat ke posisi Rp6.850 per saham. Dalam enam bulan terakhir, saham emiten tersebut naik 23,42 persen dan secara tahunan meningkat 4,18 persen.

Related Topics