Jakarta, FORTUNE - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengklaim stabilitas keuangan dalam negeri terjaga di tengah tekanan global yang mulai mereda pada akhir triwulan IV 2022.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, berlanjutnya kinerja positif perekonomian tercermin pada berbagai indikator dini per Desember 2022. Seperti inflasi yang melandai, nilai tukar yang stabil hingga sektor keuangan yang kuat.
"Inflasi menurun lebih cepat dari yang diprakirakan. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada akhir 2022 tercatat sebesar 5,51 persen (yoy), jauh lebih rendah dari prakiraan pasca penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022," jelas Sri Mulyani melalui konferensi video yang dikutip di Jakarta, Rabu (1/2).
Demikian pula inflasi inti tercatat rendah pada akhir 2022 yaitu sebesar 3,36 persen (yoy) jauh lebih rendah dari prakiraan BI sebesar 4,61 persen (yoy).
Meskipun demikian, menurutnya masih terdapat risiko yang perlu dicermati. Salah satunya ialah faktor berlanjutnya gangguan rantai pasokan, serta masih ketatnya pasar tenaga kerja terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Sejalan dengan itu, pengetatan kebijakan moneter di negara maju juga diprakirakan mendekati titik puncaknya dengan suku bunga yang masih akan tetap tinggi di sepanjang 2023.