Tren Perawatan Kulit 2025, Pendekatan Dermatologis Hingga Teknologi AI

Jakarta, FORTUNE - Tren perawatan kulit pada tahun 2025 sangat berkaitan dengan teknologi dan inovasi. Strategi berbasis kesehatan akan menjadi kunci, karena konsumen akan mencari produk yang tidak hanya efektif tetapi juga mendukung kesehatan mental dan emosional.
Salah satu masalah kulit menjadi yang masih menjadi sorotan utama banyak orang adalah jerawat, baik pria maupun wanita, di berbagai rentang usia. Jerawat tidak hanya memengaruhi penampilan, tetapi juga sering berdampak pada kepercayaan diri dan kenyamanan seseorang. Meskipun begitu, menemukan solusi yang aman, efektif, dan berjangka panjang kerap menjadi tantangan.
Selain itu, dari sisi teknologi pemanfaatan AI di bidang kecantikan akan menjadi tren, tetapi tetap membutuhkan pendampingan manusia. Dengan berbagai inovasi, proyeksi pasar kosmetik global diperkirakan mencapai US$758 miliar pada tahun 2025 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 4,6 persen dari 2025 hingga 2033. Berikut ini sejumlah pandangan terkait tren perawatan kulit mendatang,
Pendekatan dermatologis
Saat ini, pendekatan dermatologis semakin diminati sebagai metode yang lebih fokus dalam menangani jerawat. Dengan formulasi yang dirancang oleh para ahli, metode ini bertujuan untuk mengatasi penyebab jerawat dari akarnya sekaligus menjaga kesehatan kulit jangka panjang, berbeda dari solusi instan yang hanya memberikan hasil sementara.
Penelitian menunjukkan bahwa produk dermatologis tidak hanya efektif dalam mengurangi jerawat, tetapi juga dapat meningkatkan tekstur kulit dan menyamarkan noda. Kini, konsultasi dengan ahli dermatologi menjadi lebih mudah diakses, memungkinkan individu mendapatkan rekomendasi perawatan yang sesuai dengan kondisi kulit mereka.
Menangkap tren ini, salah satu jenama kosmetik Nurilab memperkenalkan Acne Conclearing™ Spot Drying Lotion yang menggabungkan efektivitas dermatologi dengan manfaat kosmetik. Produk ini dikembangkan melalui kolaborasi antara dermatologis Indonesia dan Korea Selatan, termasuk dr. Chung Won Soon, anggota International Fellow dari American Academy of Dermatology.
David Asali, Co-Founder dan CEO Nurilab, menjelaskan, "Kami ingin memberikan akses dermatologi kepada semua orang." Menurutnya, pendekatan dermatologis dapat mengetahui bahan aktif yang efektif bekerja di bawah permukaan kulit untuk merawat jerawat sekaligus menyamarkan bekasnya, sehingga pengguna lebih percaya diri.