Marak Aksi Buyback Saham, Analis Rekomendasi Emiten Ini!

- Analis merekomendasikan investor membeli saham saat maraknya aksi buyback untuk menghadapi fluktuasi harga saham yang tinggi.
- Aksi buyback menjadi momentum evaluasi emiten terhadap harga saham di pasar dalam negeri, menstabilkan harga dan meningkatkan kepercayaan investor.
- Kiwoom Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi beberapa emiten saham menarik yang akan melakukan buyback saham, antara lain PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Avia Avian Tbk (AVIA), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Jakarta, FORTUNE — Para analis saham merekomendasikan investor untuk membeli saham saat maraknya rencana aksi pembelian kembali saham (buyback) oleh sejumlah perusahaan dalam menghadapi fluktuasi tinggi harga saham.
Analisis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana atau Didit menyarankan para investor bisa membeli saham saat adanya aksi buyback tersebut. Sebab, menurutnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan terus menguat.
“Untuk saat ini, mengingat nampaknya IHSG masih akan berlanjut penguatannya, para investor dapat melakukan buy,” kata Didit kepada Fortune Indonesia, Kamis (6/3).
Dia menilai aksi buyback saham ini menandakan harga saham telah dianggap undervalued atau saham yang diperdagangkan dengan harga lebih rendah dari nilai intriksik akibat adanya koreksi yang cukup dalam beberapa waktu lalu.
Hal ini pun menandakan bahwa emiten memiliki kas berlebih untuk bisa melakukan aksi korporasi ini. “Di sisi lain, emiten juga ingin memberikan kepercayaan kepada para investor mengenai prospek kinerja emiten tersebut ke depannya,” tambah Didit.
Jadi momentum koreksi bagi emiten
Sementara itu, Kiwoom Sekuritas Indonesia melihat aksi buyback saham menjadi momentum evaluasi emiten terhadap harga saham di pasar dalam negeri.
“Kami berpandangan aksi buyback ini menjadi momentum evaluasi emiten terhadap pergerakan harga saham di pasar,” ujar VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi kepada Fortune Indonesia, Kamis (6/3).
Menurut dia, jika penilaian nilai intrinsik versi emiten berada di atas harga pasar, maka kebijakan buyback diambil untuk menstabilkan harga dan mendorong kembali ke nilai intrinsik, meningkatkan kepercayaan investor ditengah tekanan harga, dan mengurangi saham beredar.
“Meski demikian, kami melihat buyback akan efektif jika pendanaan berasal dari internal kas dan perusahaan memiliki arus kas yang positif,” sambung Audi.
Rekomendasi saham saat banyak aksi buyback saham

Di samping itu, Kiwoom Sekuritas melihat saham emiten perbankan kelas kakap (big bank) cenderung menarik di tengah maraknya aksi buyback.
“Kami berpandangan dengan tekanan yang terus terjadi dari awal tahun, termasuk juga oleh asing, maka aksi buyback ini dapat menstabilkan harga di pasar,” tambah Audi.
Lebih lanjut dia, Kiwoom Sekuritas Indonesia memberi rekomendasi beberapa emiten saham menarik yang akan melakukan buyback saham, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Avia Avian Tbk (AVIA), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Mereka menyarankan para investor untuk buy taking profing (TP) BMRI dengan target harga Rp5.800 per saham, trading buy TP AVIA dengan target harga Rp490 per saham, dan trading buy TP JPFA dengan target harga Rp2.550 per saham.
“Investor dapat riding wave dengan melakukan akumulasi bertahap dalam periode buyback untuk mendapatkan average harga yang menarik,” tutup Audi.
9 perusahaan berencana buyback saham
Diberitakan sebelumnya, akhir-akhir ini banyak perusahaan yang berencana melakukan pembelian kembali atau buyback saham publik. Hal ini terjadi di tengah volatatilitas tinggi di pasar saham dalam negeri.
Ada sejumlah emiten yang sudah mengumumkan rencana buyback saham, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Avia Avian Tbk (AVIA), dan PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA).
Disclaimer: Saham merupakan instrumen investasi yang mengandung potensi risiko kerugian. Fortune Indonesia tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang terjadi. Sebelum membeli atau menjual saham, lakukan penelitian yang lebih mendalam, dan setiap keputusan sepenuhnya berada di tangan investor.