Jakarta, FORTUNE – Pemerintah belum akan menaikkan tarif pajak dalam waktu dekat karena menimbang kondisi perekonomian nasional yang masih dalam fase pemulihan. Menurut Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, penyesuaian tarif pajak justru berpotensi memperdalam pelemahan ekonomi di tengah masih tertekannya daya beli masyarakat secara umum.
Dia menegaskan fokus pemerintah adalah menjaga momentum pertumbuhan dengan kebijakan fiskal yang berhati-hati.
“Kita selalu counter cycle. Kalau ekonomi sedang melambat, kita dorong. Kalau sedang naik, jangan terlalu kencang. Itu yang disebut counter-cyclical measure,” kata Purbaya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Selasa (28/10).
Menurutnya, kebijakan fiskal harus mampu menahan gejolak ekonomi agar tidak jatuh terlalu dalam saat melemah, dan tidak terlalu cepat ketika tumbuh.
“Saya bisa saja menaikkan pajak, tapi tidak ada gunanya. Pendapatan pajak malah turun karena ekonomi makin lesu. Ujungnya bisa resesi yang parah,” ujarnya.
Alih-alih mengoreksi tarif, Purbaya menyatakan bakal memilih opsi untuk mengoptimalkan dana pemerintah yang mengendap di perbankan. Sebab, tiap tahun terdapat sisa dana Rp400 triliun-500 triliun yang belum terserap. Tahun ini, sekitar Rp200 triliun dikembalikan ke sistem ekonomi untuk mendorong likuiditas.
“Itu langkah paling gampang. Saya cuma pindahkan uang dari [Bank Indonesia] ke perbankan. Dengan begitu, ekonomi bisa bergerak tanpa harus keluar uang baru,” ujarnya.
