Bapanas Ajukan Rp6,5 Triliun untuk Bantuan Pangan Beras dan Migor

- Bapanas mengajukan tambahan anggaran Rp6,5 triliun untuk program bantuan pangan.
- Alokasi anggaran terdiri dari Rp5,3 triliun untuk beras dan Rp1,1 triliun untuk minyak goreng.
- Program bantuan pangan akan disalurkan dari Cadangan Pangan Pemerintah yang dikelola BUMN pangan.
Jakarta, FORTUNE - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengajukan tambahan anggaran kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebesar Rp6,5 triliun untuk memperluas program bantuan pangan bagi masyarakat. Dana tersebut dialokasikan guna menyalurkan beras seberat 10 kilogram dan minyak goreng sebanyak 2 liter per keluarga penerima manfaat (KPM) pada periode Oktober–November 2025.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menjelaskan alokasi anggaran terdiri dari Rp5,3 triliun untuk beras dan Rp1,1 triliun untuk minyak goreng. Bantuan ini akan menyasar 18,3 juta KPM yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Total kebutuhan anggaran mencapai Rp6,5 triliun,” kata Arief saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin (22/9).
Program bantuan pangan ini akan disalurkan dari Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang dikelola BUMN pangan. Hingga 19 September 2025, cadangan beras pemerintah tercatat mencapai 3,91 juta ton.
Arief menegaskan stok tersebut cukup untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar.
“Pokoknya kita sama-sama jagain. Jangan dipisah-pisahin urusannya. Kami sudah siapin stoknya di Bulog,” katanya.
Ketika dikonfirmasi kepada Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, mengenai kesiapan anggaran tersebut, ia menyanggupi penyediaannya. “Iya, anggarannya sudah ada,” ujarnya.
Produksi beras dan potensi penurunan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional sepanjang Januari–September 2025 mencapai 28,22 juta ton. Proyeksi hingga Oktober, Arief memperkirakan mencapai 31 juta ton.
Meski demikian, Arief mengingatkan adanya potensi penurunan produksi menjelang akhir 2025 hingga awal 2026. Oleh karena itu, ia meminta kepada Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan pemutakhiran data.
“Saya selalu ingatkan, hati-hati di akhir tahun sama di awal tahun (penurunan produksi). Kita jagain sama-sama,” katanya.
Data panel harga Bapanas per 21 September 2025 menunjukkan tren penurunan harga beras medium di pasar.
Pada zona satu, harga turun dari Rp13.447 menjadi Rp13.420 per kilogram.
Pada zona dua, harga bergeser dari Rp14.051 menjadi Rp14.029 per kilogram. Sedangkan zona tiga, harga turun lebih signifikan dari Rp16.147 menjadi Rp15.808 per kilogram.
Harga minyak goreng Minyakita juga mencatat penurunan tipis. Rata-rata harga per 21 September mencapai Rp17.463 per liter, atau turun 0,93 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Meski begitu, angka ini masih 11,23 persen lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp15.700 per liter.
Dengan tambahan bantuan pangan ini, pemerintah berharap masyarakat tetap mendapatkan akses pangan pokok dengan harga terjaga. Arief menekankan pemerintah akan terus berupaya memastikan ketersediaan pasokan sekaligus menstabilkan harga di tingkat konsumen.