NEWS

Memahami Perbedaan PDB dan PDRB

PDB dan PDRB bisa jadi indikator pertumbuhan ekonomi.

Memahami Perbedaan PDB dan PDRBilustrasi Jakarta (unsplash.com/Eko Herwantoro)
06 April 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Meski Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia pada 2022 mencapai Rp71 juta atau US$4.783,9, namun dari sisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita antarprovinsi masih menyisakan ketimpangan yang cukup signifikan dengan 20 Provinsi yang berada di level penghasilan menengah ke bawah.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa. Ia mengatakan, hanya ada dua Provinsi yang masuk kategori penghasilan tinggi, yakni DKI Jakarta dengan PDRB US$20.103 dan Kalimantan Timur dengan PDRB US$16.083.

"Masih banyak daerah-daerah yang bahkan masih di lower middle income, termasuk di Jawa sendiri,” katanya, Rabu (5/4).

Melihat data tersebut, sebagian dari kita mungkin masih memiliki kebingungan mengenal istilah dan perbedaan PDB dan PDRB. Melansir beberapa sumber, berikut uraiannya. 

PDB

Salah satu pabrik di kawasan Jababeka.
Salah satu pabrik di kawasan Jababeka. (dok. Jababeka)

Menurut Investopedia, PDB adalah total nilai pasar semua barang jadi dan jasa yang diproduksi di dalam batas-batas sebuah negara dalam periode waktu tertentu. Pengertian ini juga bisa dilihat sebagai jumlah nilai tambah output yang diproduksi.

PDB berfungsi sebagai penilaian komprehensif kondisi perekonomian suatu negara. PDB sering dijadikan sebagai sebuah indikator untuk menilai pendapatan nasional secara utuh, seperti hasil produksi beras, produksi manufaktur, dan sebagainya.

PDB suatu negara akan meningkat ketika nilai total barang dan jasa yang dijual produsen domestik ke luar negeri melebihi nilai total barang dan jasa asing yang dibeli konsumen domestik. Dalam situasi ini, negara dapat dikatakan mengalami surplus perdagangan.

Sebaliknya, jika jumlah yang dibelanjakan konsumen domestik untuk produk luar negeri lebih besar dari jumlah total yang dapat dijual oleh produsen dalam negeri kepada konsumen asing, negara tersebut tengah mengalami defisit perdagangan. Dalam situasi ini, PDB suatu negara cenderung menurun.

PDRB

Proses pembangunan jalur MRT Jakarta Fase 2A.
Proses pembangunan jalur MRT Jakarta Fase 2A. (dok. MRT)

Related Topics