Mengurangi emisi karbon karena etanol menghasilkan gas buang yang lebih bersih.
Meningkatkan angka oktan sehingga pembakaran di mesin lebih sempurna.
Mengurangi ketergantungan terhadap minyak fosil dan mendukung transisi energi hijau.
Apa Dampak Etanol BBM pada Kendaraan? Ini Kelebihan dan Kekurangannya

- Etanol dalam BBM memiliki kelebihan, antara lain meningkatkan angka oktan, pembakaran lebih bersih, dan ramah lingkungan.
- Penggunaan etanol dalam BBM juga memiliki keterbatasan teknis, seperti konsumsi bahan bakar yang meningkat dan potensi korosi akibat penyerapan air.
- Negara lain seperti Amerika Serikat dan Brasil sudah lama menggunakan campuran etanol di atas 10 persen tanpa masalah besar pada kendaraan modern.
Jakarta, FORTUNE - Belakangan ini, isu mengenai kandungan etanol dalam bahan bakar minyak (BBM) kembali menjadi sorotan. Hal ini terjadi ketika dua SPBU swasta, BP dan Vivo, membatalkan pembelian BBM dari Pertamina.
Keputusan tersebut diduga berkaitan dengan kandungan etanol sekitar 3,5 persen dalam base fuel Pertamina, sedangkan Pertamax Green 95 mengandung sekitar 5 persen etanol.
Peristiwa tersebut memunculkan pertanyaan di masyarakat mengenai dampak etanol BBM pada kendaraan maupun lingkungan. Mari simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut ini!
Apa itu etanol dalam BBM?
Etanol merupakan senyawa alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan nabati seperti tebu, jagung, atau singkong. Dalam industri energi, etanol digunakan sebagai bioetanol, yaitu bahan bakar nabati yang bersumber dari energi terbarukan.
Pencampuran etanol ke dalam bensin dilakukan dalam beberapa tingkat, misalnya E5 (5 persen etanol), E10 (10 persen etanol), hingga E20 (20 persen etanol). Tujuan utama pencampuran ini antara lain:
Kelebihan etanol dalam BBM
Tak bisa dipungkiri bahwa kehadiran etanol juga membawa sejumlah manfaat nyata, baik untuk mesin maupun lingkungan. Berikut ini beberapa dampak positif kandungan etanol pada BBM:
1. Angka oktan lebih tinggi, mesin lebih halus
Etanol memiliki angka oktan sekitar 110, lebih tinggi dibanding bensin biasa yang berkisar di angka 91–100. Dengan angka oktan tinggi, pembakaran di ruang mesin menjadi lebih optimal dan mengurangi risiko knocking (ledakan dini di ruang bakar).
Nah, kondisi ini membantu mesin bekerja lebih halus dan efisien, terutama pada kendaraan modern dengan rasio kompresi tinggi.
2. Pembakaran lebih bersih
Etanol mengandung oksigen alami yang mendukung proses pembakaran lebih sempurna. Dengan demikian, emisi gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) dapat berkurang hingga sekitar 30 persen. Dampak ini berkontribusi pada penurunan polusi udara, khususnya di wilayah perkotaan.
3. Lebih ramah lingkungan
Karena berasal dari bahan nabati, karbon dalam etanol memiliki siklus hidup yang lebih pendek dibanding bensin fosil. Secara sederhana, tanaman penghasil etanol menyerap CO₂ saat tumbuh, lalu melepaskannya kembali saat dibakar sehingga tidak menambah emisi karbon baru secara signifikan.
Dari sudut pandang keberlanjutan, langkah ini adalah investasi jangka panjang menuju energi yang lebih hijau.
Kekurangan etanol terhadap mesin kendaraan
Meski memiliki banyak manfaat, penggunaan etanol dalam BBM juga memiliki sejumlah keterbatasan teknis yang perlu diperhatikan. Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Konsumsi bahan bakar meningkat
Etanol memiliki kandungan energi lebih rendah dibandingkan bensin. Energi per liter etanol berkisar 27 megajoule/kg, sedangkan bensin sekitar 43–44 megajoule/kg. Akibatnya, kendaraan membutuhkan volume bahan bakar yang sedikit lebih banyak untuk menghasilkan tenaga yang sama.
Pada campuran rendah (E5–E10), dampaknya relatif kecil, namun pada campuran tinggi (E20 ke atas), efisiensi bahan bakar dapat menurun hingga 3–5 persen.
2. Potensi korosi akibat penyerapan air
Etanol bersifat higroskopis, yakni mudah menyerap air dari udara. Jika air terakumulasi di dasar tangki bahan bakar, hal ini dapat menyebabkan korosi pada komponen logam serta menurunkan kualitas bahan bakar.
Kondisi ini berisiko terjadi pada kendaraan yang jarang digunakan atau disimpan dalam waktu lama.
3. Sulit dinyalakan pada suhu rendah
Etanol memiliki tekanan uap (Reid Vapor Pressure) yang lebih rendah dibandingkan bensin, sehingga lebih sulit menguap di suhu dingin. Akibatnya, mesin kendaraan dapat lebih sulit dihidupkan pada pagi hari atau di daerah bersuhu rendah.
4. Penurunan efisiensi volumetrik
Perbedaan karakteristik penguapan antara etanol dan bensin dapat memengaruhi volumetric efficiency mesin, yaitu kemampuan silinder menarik campuran udara dan bahan bakar. Kondisi ini dapat sedikit menurunkan performa kendaraan, terutama pada model lama yang belum dirancang untuk bahan bakar campuran.
Negara lain juga gunakan etanol
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kadar etanol dalam base fuel Pertamina masih tergolong aman bagi kendaraan. Dirjen Migas menjelaskan bahwa pencampuran etanol telah menjadi praktik umum di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Brasil.
Data U.S. Energy Information Administration (EIA) menunjukkan hampir seluruh bensin di Amerika Serikat mengandung etanol dalam kadar E10 (10 persen etanol, 90 persen bensin). Hampir semua kendaraan di negara tersebut dapat menggunakan E10 tanpa kendala.
Sementara itu, Brasil sudah lama menerapkan bahan bakar dengan kadar etanol lebih tinggi, yakni E20–E27, berkat ketersediaan bahan baku tebu dan infrastruktur distribusi yang memadai.
Di Indonesia, pemerintah baru menerapkan kadar E5 melalui produk Pertamax Green 95 dan menargetkan peningkatan kadar etanol secara bertahap sesuai dengan program transisi energi hijau nasional.
Demikian informasi mengenai dampak pencampuran etanol dalam BBM. Dari sisi positif, etanol dapat meningkatkan angka oktan, menghasilkan pembakaran lebih bersih, dan menekan emisi karbon. Namun, dari sisi teknis, bahan ini memiliki kandungan energi lebih rendah dan sifat higroskopis yang berpotensi memicu korosi jika tidak dikelola dengan baik.
Selama kadar etanol dalam BBM masih berada pada batas wajar (seperti E5–E10), efeknya terhadap mesin kendaraan relatif kecil. Kebijakan ini sejalan dengan upaya global menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
FAQ tentang Etanol pada BBM
1. Apa itu etanol BBM?
Etanol BBM adalah campuran bensin dengan etanol, biasanya dalam kadar 5–10 persen, yang berfungsi meningkatkan oktan dan menurunkan emisi karbon.
2. Mengapa BBM dicampur dengan etanol?
Untuk mendukung transisi energi hijau, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan memperbaiki kualitas pembakaran mesin.
3. Apakah etanol dalam bensin baik untuk mesin?
Selama kadarnya rendah (E5–E10), etanol aman dan justru membantu pembakaran lebih sempurna. Namun, kadar tinggi bisa membuat konsumsi lebih boros.
4. Apakah negara lain juga menggunakan etanol dalam BBM?
Ya. Amerika Serikat dan Brasil sudah menggunakan campuran etanol di atas 10 persen, bahkan hingga E27, tanpa masalah besar pada kendaraan modern.