NEWS

ESDM Data Calon Vendor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia

Lokasi pengembangan PLTN masih dalam kajian.

ESDM Data Calon Vendor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di IndonesiaIlustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/Pixabay

by Hendra Friana

17 January 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pemerintah masih melakukan kajian terhadap rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.

Hingga saat ini, pihaknya juga masih mendata calon vendor yang dianggap layak dan tepat untuk melakukan pembangunan pembangkit tenaga nuklir di wilayah yang akan ditentukan kelak.

"Pembangkit listrik tenaga nuklir, sesuai dengan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) di 2021 sudah dilakukan pendataan terhadap beberapa vendor khususnya PLTN skala kecil. Termasuk teknologinya dan ini sejalan dengan pengembangan target yang ada di lapangan," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (17/1).

Dadan juga mengatakan bahwa Menteri ESDM Arifin Tasrif telah menerbitkan Keputusan Menteri untuk pembentukan tim dalam rangka mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Pasalnya, pembangkit tersebut juga akan masuk ke dalam indikator kinerja utama atau Key Performance Indicator (KPI) di Kementerian ESDM. "Sekarang sudah terbit Keputusan Menteri ESDM untuk pembentukan tim terkait dengan persiapan untuk penyusunan kelembagaan dari pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir," tutur Dadan.

Studi Lebih Banyak di Batan

Meski demikian, lanjut Dadan, studi atas pembangunan PLTN tersebut lebih banyak berada di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) ketimbang di kementerian ESDM. Termasuk dalam hal lokasi yang rencananya akan dikembangkan untuk pembangkit.

"Kalau untuk PLTN dari sisi kajian atau studi lebih banyak di Batan. ESDM juga terlibat khususnya Badan Litbang. Kami juga melakukan kajian termasuk yang ada di Bangka Belitung dan Kalimantan. Tapi memang belum ada penunjukan di mana lokasinya," terangnya.

Adapun terkait investor yang terlibat, pemerintah masih mengkaji siapa saja yang layak masuk ke dalam proyek pembangkit nuklir pertama di Indonesia tersebut. "Berapa hitung-hitungan investasi juga bervariasi tergantung dari kelas pembangkitnya, teknologi yang digunakan, dan pembangkitnya juga," imbuh Dadan 

Yang jelas, kata dia, beberapa vendor telah menawarkan harga jual listrik yang cukup kompetitif dibandingkan pembangkit energi baru terbarukan lainnya.

"Ada pihak yang menyampaikan ke kami bahwa listriknya menarik dari sisi harga 9-10 sen per kWh. Ada juga yang menyampaikan 7 sen per kWh. Tapi dari pemerintah sesuai regulasi sekarang bahwa kebijakan ini memastikan secara teknologi ini harus yang teruji. Jadi sudah ada contoh secara komersialnya," tegasnya.