Jokowi Sebut Dana Desa Tersalurkan Rp400 Triliun, Untuk Apa Saja?

Jakarta, FORTUNE – Pemerintahan Presiden Joko Widodo menyebut realisasi dana desa sampai saat ini total telah mencapai Rp400,1 triliun. Apa saja program maupun kebijakan yang telah didanai oleh anggaran tersebut?
“Saya ingatkan bahwa penyaluran dana desa sejak 2015 sampai saat ini kami sudah menyalurkan Rp400,1 triliun. Kok pada diam? Kaget?,” kata Presiden Jokowi bertanya, lalu disambut tepuk tangan peserta rapat koordinasi nasional Bum Desa 2021, pada Senin (20/12).
Jokowi pun memerinci realisasi dana desa setiap tahunnya, yaitu: pada 2015 mencapai Rp20,8 triliun, 2016 (Rp46,7 triliun), 2017 (Rp59,8 triliun), 2018 (Rp59,8 triliun), 2019 (Rp69,8 triliun), 2020 (Rp71,1 triliun), dan pada tahun ini sebesar Rp72 triliun. Data yang disampaikan oleh Presiden ini sama dengan catatan Kementerian Keuangan yang ditelaah oleh Fortune Indonesia.
Jika menyimak data tersebut terlihat realisasi dana desa rata-rata tumbuh 28,8 persen setiap tahunnya. Pertumbuhan tertinggi realisasi anggaran tersebut terjadi pada 2016, yaitu mencapai 124,8 persen atau lebih dari dua kali lipat.
Dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dana desa ini masuk pada pos belanja transfer ke daerah dan dana desa (TKDD). Sebagai perbandingan, realisasi TKDD dalam kurun sama (2015-2021) rata-rata tumbuh 3,8 persen. Kondisi itu menyiratkan setiap kenaikan anggaran TKDD maka dana desa akan tumbuh lebih cepat.
Beriringan dengan itu, porsi dana desa juga relatif meningkat. Pada 2015, porsi dana desa hanya mencapai 3,3 persen dari Rp623,1 triliun total anggaran TKDD. Namun, pada tahun ini sudah menyumbang 9,3 persen terhadap TKKD yang sebesar Rp770,3 triliun.
Pada tahun depan, berdasarkan data Buku II Nota Keuangan Beserta APBN 2022, pemerintah menyiapkan dana desa sebesar Rp68,0 triliun. Angka itu setara 8,8 persen dari Rp769,6 triliun keseluruhan belanja TKDD.
Presiden Jokowi pun mengingatkan kepada jajarannya agar dana desa sekian itu dapat dikelola dengan baik. “Jumlahnya sangat besar sekali. Begitu salah sasaran, tata kelola tidak baik, bisa lari ke mana-mana,” ujarnya.