- Dated Brent: Turun US$2,78 per barel dari US$70,99 menjadi US$68,21 per barel.
- WTI (Nymex): Turun US$3,22 per barel dari US$67,24 menjadi US$64,02 per barel.
- Brent (ICE): Turun US$2,29 per barel dari US$69,55 menjadi US$67,26 per barel.
- Basket OPEC: Turun US$1,26 per barel dari US$70,95 menjadi US$69,69 per barel.
- Rata-rata ICP: Turun US$2,52 per barel dari US$68,59 menjadi US$66,07 per barel.
Lesunya Permintaan Global Bikin Harga Minyak Mentah RI Turun

- Harga rata-rata minyak mentah RI turun dari US$68,59/barel menjadi US$66,07/barel pada Agustus 2025.
- Penurunan harga disebabkan oleh kelebihan pasokan minyak global dan perlambatan ekonomi global.
- OPEC+ memproyeksikan peningkatan produksi minyak di AS dan Cina.
Jakarta, FORTUNE - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) terkoreksi menjadi US$66,07 per barel pada Agustus 2025, turun dari posisi Juli 2025 yang mencapai US$68,59 per barel. Pelemahan permintaan minyak global yang dibarengi melimpahnya pasokan menjadi faktor utama di balik penurunan harga ini.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Laode Sulaeman, menerangkan pelemahan ini dipicu oleh peningkatan produksi di Amerika Serikat (AS) dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi beserta aliansinya (OPEC+).
"Namun, pada saat yang sama, permintaan terhadap minyak justru menurun seiring berakhirnya summer driving season," demikian Laode dalam keterangan resmi, dikutip Senin (15/9).
Dia menambahkan potensi perlambatan ekonomi global akibat pengenaan tarif AS ke sejumlah negara juga berperan dalam memperlemah harga minyak mentah.
Dari sisi pasokan, OPEC+ memproyeksikan produksi minyak AS akan meningkat 0,3 juta barel per hari secara tahunan, mencapai 22,1 juta barel per hari. Proyeksi ini didasarkan pada peningkatan produktivitas sumur pada seluruh shale basins.
Sementara itu, produksi minyak di Cina juga diperkirakan naik 34.000 barel per hari secara tahunan menjadi 4,6 juta barel per hari. Kenaikan ini terutama berasal dari produksi lepas pantai (offshore) di Teluk Bohai dan Laut Cina Selatan.
Di sisi lain, permintaan dari kawasan Asia Pasifik menunjukkan penurunan. Para pengelola kilang minyak di India kini lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian minyak mentah dari Rusia. Sikap ini diambil seiring pengenaan tambahan tarif dagang oleh AS, yang membuat mereka menunjukkan preferensi pada pembelian minyak mentah arbitrase dari negara-negara Barat.
Selain itu, sejumlah kilang di Asia juga memasuki periode pemeliharaan terjadwal, sehingga turut berdampak pada penurunan konsumsi minyak mentah di kawasan tersebut.
Berikut perkembangan harga minyak mentah utama pada Juli 2025 yang menjadi acuan ICP: