Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Pemerintah Amankan 426,8 Ton Material Terkontaminasi Cs-137

antarafoto-dekontaminasi-material-tercemar-radiasi-cesium-137-di-serang-1761728808.jpg
Tim Satgas Bidang Mitigasi dan Penanganan Kontaminasi Sumber Radiasi melakukan dekontaminasi terhadap material yang tercemar radiasi Cesium-137 (Cs-137) di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Senin (20/10). ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto
Intinya sih...
  • Pemerintah amankan 426,8 ton material terkontaminasi Cs-137 di Cikande, Banten.
  • Proses dekontaminasi terjadi pada 13 titik lapak besi dan 22 pabrik yang sebelumnya terpapar Cs-137.
  • Satgas juga menuntaskan segmentasi wilayah terkontaminasi di Desa Penenglahan, Kabupaten Lampung Selatan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE — Pemerintah memastikan seluruh lokasi yang sebelumnya terkontaminasi zat radioaktif cesium-137 (Cs-137) di kawasan industri Cikande, Serang, Banten, telah dinyatakan aman. Hingga saat ini, ada 426,8 ton material terkontaminasi berhasil diamankan dan ditempatkan di fasilitas penyimpanan sementara dengan pengawasan ketat.

Bara Krishna Hasibuan, Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137, menjelaskan bahwa proses dekontaminasi di Cikande dilakukan di 13 titik lapak besi dan 22 pabrik yang sebelumnya terdeteksi terpapar Cs-137.

“Seluruh 22 pabrik tersebut kini telah selesai dilakukan dekontaminasi dan dinyatakan clean and clear. Begitu pula lima dari 13 titik lapak besi sudah tuntas dibersihkan,” kata Bara dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/10).

Ia menjelaskan, seluruh material terkontaminasi dengan total berat 426,8 ton telah diamankan di pabrik PT Peter Metal Technology, yang kini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara. Lokasi ini dijaga ketat dan diawasi langsung oleh Satgas guna memastikan tidak ada kebocoran radiasi ke lingkungan sekitar.

Untuk titik yang masih dalam tahap dekontaminasi, Satgas menggunakan metode cementing, yaitu proses pelapisan beton guna menahan kemungkinan paparan radiasi keluar dari area terkontaminasi.

“Laju dosis di kawasan industri Cikande kini berada jauh di bawah ambang batas aman,” kata Bara.

Sebagai langkah pencegahan tambahan, Satgas juga memasang Radiation Portal Monitor (RPM) milik BRIN di pintu keluar kawasan industri sejak 1 Oktober 2025. Hingga 28 Oktober, pemeriksaan melalui alat tersebut telah dilakukan terhadap 35.186 kendaraan.

“Hasilnya, ada 47 kendaraan yang terdeteksi membawa jejak Cs-137. Semua kendaraan itu langsung dikarantina dan dilakukan dekontaminasi hingga bersih. Sejak seminggu terakhir, tidak ada lagi kendaraan yang terdeteksi terpapar,” kata Bara.

Rata-rata, sekitar 1.700 kendaraan melintas setiap hari kerja dan 1.000 kendaraan pada akhir pekan. Pemeriksaan berlangsung secara menyeluruh dan dijalankan oleh petugas gabungan dari Satgas, Bapeten, BRIN, dan Bea Cukai.

“Begitu ada indikasi radiasi, alarm RPM langsung berbunyi, dan truk tersebut langsung dihentikan untuk diperiksa sumber muatannya,” ujarnya.

Koordinasi dengan otoritas Amerika Serikat

Satgas juga menuntaskan segmentasi wilayah terkontaminasi di Desa Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, pada 25 Oktober lalu. Pengukuran keesokan harinya menunjukkan laju dosis radiasi telah turun ke 0,23 mikrosievert per jam, jauh di bawah ambang batas aman bagi manusia.

Terkait insiden terpisah, Bara juga menyebut satu kontainer berisi cengkeh, yang diduga terkontaminasi Cs-137 dari Amerika Serikat, tengah dalam perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Kontainer tersebut dijadwalkan tiba pada 1 November 2025, dan Satgas telah menyiapkan protokol penanganan khusus bersama otoritas pelabuhan, Bea Cukai, dan Badan Karantina.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia terus mengupayakan diplomasi dengan otoritas Amerika Serikat, termasuk Food and Drug Administration (FDA), Customs and Border Protection (CBP), serta Department of Energy (DoE). Tujuannya, memastikan langkah-langkah korektif yang telah dilakukan Indonesia dapat memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Import Alert 1951 dan 1952.

“Kami sedang memfinalisasi interim report berisi hasil root cause analysis, corrective action, dan preventive measures. Laporan ini akan kami kirim awal pekan depan,” ujar Bara.

Ia menegaskan, Indonesia kini telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam penanganan dan pencegahan kontaminasi Cs-137.

“Kami ingin memastikan kepada mitra internasional bahwa Indonesia telah bertindak cepat, transparan, dan bertanggung jawab. Semua langkah ini juga untuk menjamin agar ekspor produk nasional kembali berjalan normal,” katanya.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in News

See More

Pemerintah Amankan 426,8 Ton Material Terkontaminasi Cs-137

29 Okt 2025, 16:48 WIBNews