Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

RI dan Singapura Siapkan Investasi US$10 M untuk Proyek Energi Hijau

Ilustrasi energi hijau. (https://www.istockphoto)
Ilustrasi energi hijau. (https://www.istockphoto)
Intinya sih...
  • Indonesia dan Singapura menandatangani MoU senilai lebih dari US$10 miliar untuk proyek EBT.
  • Investasi berfokus pada infrastruktur panel surya skala besar, teknologi carbon capture and storage (CCS), dan pendirian kawasan industri hijau terintegrasi.
  • Suntikan modal ini diharapkan bisa memberikan tambahan devisa hingga US$6 miliar per tahun.

Jakarta, FORTUNE - Indonesia dan Singapura memperkuat kolaborasi pengembangan energi bersih dengan menandatangani tiga nota kesepahaman (MoU) strategis. Kerja sama ini membuka potensi realisasi investasi senilai lebih dari US$10 miliar untuk proyek-proyek energi baru dan terbarukan (EBT).

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menyampaikan investasi ini mencerminkan keseriusan kedua negara dalam melakukan transisi menuju ekonomi rendah karbon.

“Penandatanganan 3 MoU Indonesia dan Singapura hari ini membawa keuntungan bagi kedua negara,” kata Bahlil dalam keterangan resmi, Minggu (15/6).

Investasi tersebut akan difokuskan pada pembangunan rantai pasok industri energi hijau secara komprehensif. Salah satu pilar utamanya adalah pengembangan infrastruktur panel surya skala besar, termasuk mendorong manufaktur lokal untuk komponen seperti modul dan baterai penyimpanan energi (battery energy storage system atau BESS).

Kedua negara juga akan berkolaborasi dalam pemanfaatan teknologi carbon capture and storage (CCS), sebuah pendekatan mutakhir untuk menangkap emisi karbon dari kegiatan industri. Teknologi ini diharapkan menempatkan Indonesia dan Singapura sebagai pionir CCS di Asia Tenggara.

Selain itu, kerja sama ini akan mewujudkan pendirian kawasan industri hijau yang terintegrasi, menyatukan seluruh rantai pasok—dari hulu ke hilir—dengan standar rendah emisi karbon.

Bahlil memastikan suntikan modal ini akan menciptakan ekosistem ekonomi baru yang inklusif dan berkelanjutan. Proyek-proyek ini diproyeksikan mampu membuka puluhan ribu lapangan kerja baru, mulai dari tahap produksi hingga operasionalisasi fasilitas EBT.

Dari sisi fiskal, Indonesia berpotensi meraup tambahan devisa hingga US$6 miliar per tahun, serta penerimaan negara ratusan juta dolar dari sektor pajak dan kegiatan perekonomian terkait.

Untuk menjamin kelancaran implementasi, kedua negara telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Energi Baru Terbarukan Lintas Batas. Satgas ini akan diketuai bersama oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura.

“Satgas ini akan merumuskan rencana aksi bersama, termasuk detail teknis pembangunan, skema pendanaan, hingga tata kelola kawasan industri hijau yang berkelanjutan,” kata Bahlil.

Kolaborasi Indonesia dan Singapura ini menunjukkan bahwa kerja sama internasional menjadi kunci dalam mempercepat transisi energi dan memperkuat posisi ASEAN sebagai kawasan yang berorientasi pada masa depan hijau.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us