Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Riset IMGR 2026: Micro Drama Kian Populer, Jadi Tren Baru di Indonesia

p EDC03799.jpg
Signing Ceremony "Indonesia Millenial and Gen Z Report 2026" di Indonesia Summit 2025 (Dok. IDN/Herka Yanis)

Jakarta, FORTUNE - TikTok saat ini mendominasi keseharian generasi muda di Indonesia. Aplikasi tersebut biasanya menjadi yang pertama dibuka ketika bangun pagi, sekaligus yang terakhir diakses sebelum tidur malam.

COO & Founder IDN, William Utomo, menjelaskan bahwa platform ini memunculkan fenomena micro drama atau drama berdurasi singkat. Menurutnya, tren ini menandai pergeseran pola konsumsi hiburan digital di kalangan anak muda.

"Drama dengan episode 1 sampai 2 menit, yang cepat, emosional, dan semakin digemari anak muda. Ini bukti bahwa konten pendek semakin menjadi genre baru yang membentuk budaya pop di Indonesia," ujar William dalam acara Indonesia Summit 2025 di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (27/8).

Ia menambahkan, laporan tersebut disusun berdasarkan riset kualitatif dan kuantitatif, termasuk survei terhadap lebih dari 1.500 responden di 12 kota, mulai dari Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, hingga Balikpapan.

Meningkatnya popularitas micro drama tengah mengubah peta hiburan digital di Indonesia. IDN, yang membaca gelombang tren ini sejak awal, meresponsnya dengan meluncurkan NONTON pada Maret 2025. Fitur baru di aplikasi IDN tersebut secara khusus dirancang untuk menampung micro drama, sesuai pola konsumsi konten generasi Milenial dan Gen Z yang cenderung mencari tontonan singkat namun emosional.

Survei IDN Research Institute 2026 mencatat, frekuensi menonton micro drama sudah menjadi bagian dari keseharian banyak anak muda. Sebanyak 32 persen responden mengaku menonton beberapa kali dalam seminggu, sementara 29 persen lainnya hampir setiap hari. Adapun 20 persen hanya sesekali dalam sebulan, dan 11 persen lebih jarang dari itu. Menariknya, hanya 8 persen responden yang sama sekali tidak pernah menonton micro drama.

Data tersebut memperlihatkan bagaimana format drama berdurasi 1–2 menit kini mulai menjadi kebiasaan baru, sekaligus mempertegas posisi micro drama sebagai tren budaya pop digital di Indonesia.

"Kami merangkumnya agar industri lebih dapat memahami perilaku, tantangan, dan kesempatan dari Millennials and Gen Z. Jadi ada enam bagian yang kami bahas, mulai dari personal values and family, finances and consumption, hingga topik yang paling hot, Gen Alpha," ucap William.

Mengapa micro drama semakin populer?

Hasil survei menunjukkan bahwa 61 persen Milenial dan Gen Z di Indonesia menonton micro drama hampir setiap hari atau beberapa kali dalam seminggu. Angka ini menggarisbawahi perubahan perilaku yang cukup signifikan: micro drama kini tidak lagi dipandang sekadar format hiburan alternatif, melainkan sudah melekat sebagai bagian dari konsumsi media sehari-hari.

Daya tarik micro drama terletak pada kemampuannya menangkap emosi, hubungan, dan dilema kehidupan nyata dalam durasi yang singkat. Format ini hadir tepat di tengah pola konsumsi digital yang serba cepat, mudah diakses, dan mudah dibagikan.

"Lebih dari sekadar konten, micro drama kini menjadi semacam “teman sehari-hari” bagi audiensnya. Dirancang untuk menemani waktu scroll atau jeda singkat, micro drama memberi kepuasan emosional tanpa menuntut komitmen panjang," tulis laporan laporan "Indonesia Millenial and Gen Z Report 2026" yang diluncurkan dalam Indonesia Summit 2025, Rabu (27/8)

Bagi Gen Z, micro drama bukan hanya hiburan instan, tetapi juga bagian dari alat coping, sarana relaksasi, dan kebiasaan yang menyatu dengan ritme kehidupan modern. Ia tidak menggantikan kisah panjang, melainkan menyesuaikan diri dengan ruang-ruang kecil di antara kesibukan sehari-hari.

"Dengan durasi rata-rata satu hingga lima menit per episode, micro drama menghadirkan kisah lengkap atau momen emosional dalam format ringkas. Berbeda dari televisi atau film tradisional, micro drama memang dirancang untuk konsumsi mobile-first, cocok untuk selingan singkat, perjalanan harian, atau tontonan latar sambil multitasking. Dengan menggabungkan kecepatan video pendek dan kekuatan emosional dari storytelling, micro drama mampu menjalin kedekatan yang kuat dengan audiens muda yang menghargai koneksi sekaligus kepraktisan," ungkap laporan tersebut.

Meski micro drama memenuhi kebutuhan akan cerita singkat, format ini juga memunculkan pertanyaan: apakah ia mendorong kreativitas atau justru mempersempit rentang perhatian? Penonton mungkin mendambakan efisiensi, tapi bagaimana dengan kedalaman narasi?

Laporan juga mengungkap, sebanyak 62 persen penonton berusia 18–34 tahun kini lebih menyukai serial pendek pada hari kerja, dengan micro drama menghasilkan keterlibatan 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan tayangan berdurasi panjang.

Micro drama kini mengubah cara generasi muda Indonesia berinteraksi dengan konten yang serba cepat, emosional, dan didesain untuk perangkat mobile. Struktur singkat dengan resonansi emosional pas dengan rutinitas digital mereka, memberi momen pelarian tanpa menuntut perhatian panjang. Konsistensi paparan ini menunjukkan bahwa micro drama bukan sekadar tontonan santai, melainkan sudah membentuk kebiasaan. Popularitasnya mencerminkan pergeseran besar dalam preferensi konten: cerita cepat, relevan, dan berdampak hanya dalam hitungan menit. Dalam budaya digital yang dipenuhi persaingan konten di feed, micro drama unggul karena desainnya.

Indonesia Summit 2025, khususnya sesi Visionary Leaders, merupakan konferensi independen yang diinisiasi IDN Times untuk melibatkan generasi Millennial dan Gen Z. Dengan tema "Thriving Beyond Turbulence, Celebrating 80's Years Independence", acara ini bertujuan merumuskan masa depan Indonesia melalui pertemuan para pemimpin dan tokoh nasional dari berbagai daerah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us