Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Apa Itu Jizyah dan Perbedaannya dengan Zakat?

Ilustrasi Jizyah - Pexels/Mahmoud Yahyaoui
Intinya sih...
  • Jizyah adalah pajak bagi non-Muslim di wilayah Islam, sementara zakat kewajiban bagi Muslim.
  • Jizyah memberikan perlindungan, pendapatan negara, dan stabilitas sosial.
  • Jizyah berdasar pada hadis dan fiqih Islam, dengan syarat khusus untuk pembayarannya.

Jakarta, FORTUNE - Dalam sejarah Islam, sistem keuangan memiliki aturan khusus terkait pajak dan kontribusi masyarakat. Seperti beberapa yang umum dikenal masyarakat seperti jizyah dan zakat.

Keduanya merupakan bentuk pungutan yang memiliki tujuan dan penerima yang berbeda. Jizyah dikenakan kepada non-Muslim yang hidup di bawah pemerintahan Islam, sedangkan zakat merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu untuk membantu kelompok yang membutuhkan.

Untuk mengetahui perbedaan keduanya, berikut ulasan mengena jizyah dan zakat untuk menghindari kesalahpahaman tentang bagaimana Islam mengatur aspek sosial dan ekonomi.

Pengertian Jizyah

Jizyah adalah pajak yang dikenakan kepada non-Muslim yang tinggal di wilayah yang diperintah oleh kaum Muslimin.

Dalam sejarah Islam, jizyah dianggap sebagai bentuk perlindungan bagi penduduk non-Muslim, memungkinkan seseorang untuk tetap mempraktikkan agama mereka dan mendapatkan perlindungan dari negara.

Pembayaran jizyah juga membebaskan seseorang dari kewajiban militer yang harus dipenuhi oleh Muslim. Besaran jizyah bervariasi tergantung pada kondisi ekonomi individu dan kebijakan penguasa pada saat itu.

Dalam praktiknya, jizyah hanya dikenakan kepada laki-laki dewasa yang mampu membayar, sementara anak-anak, perempuan, orang tua, dan mereka yang miskin dikecualikan dari kewajiban ini.

Filosofi dan Tujuan Jizyah

Jizyah diberlakukan dengan beberapa tujuan utama, di antaranya:

1. Memberikan Perlindungan bagi Non-Muslim

Jizyah berfungsi sebagai jaminan keamanan bagi non-Muslim yang tinggal di wilayah negara Islam. Dengan membayar jizyah, mereka mendapatkan perlindungan negara, sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan toleransi dan keadilan bagi seluruh penganut agama.

2. Sumber Pendapatan Negara

Pungutan ini menjadi salah satu pemasukan bagi negara Islam yang digunakan untuk membiayai berbagai keperluan, seperti pembangunan, pertahanan, serta kesejahteraan masyarakat.

3. Menjaga Stabilitas dan Persatuan

Jizyah membantu menjaga keharmonisan sosial dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok agama. Dengan membayar jizyah, non-Muslim ikut berkontribusi terhadap pembangunan dan stabilitas negara.

Peran Jizyah dalam Ekonomi dan Sosial

Dalam sejarah, jizyah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perekonomian dan hubungan sosial, antara lain:

1. Meningkatkan Kas Negara

Sebagai sumber pendapatan yang signifikan, jizyah memungkinkan pemerintah menjalankan tugasnya secara lebih optimal.

2. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Non-Muslim yang membayar jizyah dibebaskan dari kewajiban militer, sehingga mereka bisa lebih fokus dalam sektor ekonomi seperti perdagangan dan industri.

3. Memperkuat Toleransi Sosial

Pemberlakuan jizyah menciptakan suasana yang aman bagi non-Muslim, memperkuat hubungan harmonis antara komunitas Muslim dan non-Muslim dalam suatu negara.

Dalil tentang Jizyah

Penerapan jizyah memiliki dasar hukum dalam Islam, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis, salah satunya adalah riwayat Anas dan Usman bin Abi Sulaiman.

Dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengutus Khalid bin Walid ke Ukaidir Dumah, di mana penduduknya menyerahkan jizyah sebagai bentuk kesepakatan damai dan perlindungan.

Pandangan Fiqih terkait Jizyah

Para ulama fiqih dari berbagai mazhab Islam memiliki pemahaman yang beragam terkait penerapan dan pemungutan jizyah. Namun, mereka sepakat bahwa jizyah hanya dikenakan kepada non-Muslim yang berstatus ahlul dhimmah. Berikut beberapa aspek yang dibahas dalam fiqih:

1. Besaran Jizyah

Jumlah jizyah yang harus dibayar disesuaikan dengan kondisi ekonomi individu dan kesepakatan antara negara Islam dan pihak yang membayar.

2. Metode Pembayaran

Jizyah dapat dibayarkan langsung kepada negara atau melalui perwakilan resmi yang ditunjuk.

3. Penggunaan Dana Jizyah

Dana yang terkumpul dari jizyah digunakan untuk kepentingan umum seperti infrastruktur, pertahanan, dan kesejahteraan rakyat.

Syarat Pembayaran Jizyah

Agar seseorang wajib membayar jizyah, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Bagian dari Ahlul Dhimmah

Hanya non-Muslim yang termasuk dalam kategori ahlul dhimmah, seperti Yahudi, Nasrani, Majusi, dan Sabian, yang dikenakan jizyah.

2. Dewasa dan Mampu

Jizyah hanya diwajibkan bagi individu yang sudah dewasa dan memiliki kemampuan finansial. Anak-anak, perempuan, orang tua yang lemah, serta penyandang disabilitas dibebaskan dari kewajiban ini.

3. Memiliki Kitab Suci

Pungutan ini diberlakukan bagi non-Muslim yang memiliki kitab suci, seperti Taurat, Injil, dan Zabur.

Mekanisme Penghitungan dan Pemungutan Jizyah

Metode penentuan jumlah jizyah dan cara pemungutannya bergantung pada kesepakatan antara negara Islam dan komunitas non-Muslim. Biasanya, pembayaran dilakukan setiap tahun, dengan negara menunjuk petugas khusus untuk mengumpulkan jizyah dari wajib pajak non-Muslim.

Pengertian Zakat

Zakat adalah kewajiban keuangan bagi setiap Muslim yang memiliki kekayaan di atas nisab (batas minimum kekayaan yang dikenai zakat).

Zakat bertujuan untuk membantu mereka yang membutuhkan, seperti fakir miskin, orang terlilit utang, dan kelompok lain yang disebutkan dalam Al-Qur'an (Surah At-Taubah: 60).

Besaran zakat umumnya ditetapkan sebesar 2,5% dari kekayaan yang tersimpan selama satu tahun. Ada pula zakat atas hasil pertanian, emas, perak, dan barang dagangan yang memiliki aturan spesifik.

Perbedaan Jizyah dan Zakat

1. Subjek Pajak

Jizyah dikenakan kepada non-Muslim, sementara zakat hanya diwajibkan bagi Muslim.

2. Tujuan

Jizyah merupakan bentuk kontribusi terhadap negara dan imbalan atas perlindungan, sedangkan zakat berfungsi sebagai mekanisme kesejahteraan sosial.

3. Besaran dan Ketentuan

Jizyah memiliki besaran yang bervariasi dan tergantung pada kebijakan penguasa, sementara zakat memiliki ketentuan spesifik berdasarkan syariat Islam.

4. Penerima Manfaat

Zakat harus disalurkan kepada delapan golongan yang telah ditentukan dalam Islam, sementara jizyah digunakan oleh negara untuk keperluan pemerintahan dan perlindungan masyarakat.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us