Dukung Kesehatan Mental, Instagram Indonesia Teruskan Program REALTALK

Jakarta, FORTUNE – Seiring meningkatnya tuntutan masyarakat dunia pada platform media sosial yang berada di bawah Meta, Instagram menyatakan akan lebih ketat dalam merekomendasikan konten pada anak-anak dan remaja. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah terjadinya berbagai masalah seperti kesehatan mental, citra tubuh, serta keamanan online pada pengguna Instagram yang masih anak-anak atau remaja. Untuk Instagram Indonesia, kampanye digital #REALTALK pun akan terus dilanjutkan.
Perwakilan Instagram Indonesia mengatakan kepada Fortune Indonesia (8/12), bahwa pada program #REALTALK kali ini, pihaknya bekerja sama dengan lebih banyak mitra, seperti layanan kesehatan mental, kreator, dan komunitas. Hal ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada anak dan remaja terkait masalah kesehatan mental dan mengarahkan mereka tentang opsi bantuan profesional secara online.
Instagram Indonesia menyatakan para remaja dapat mengakses berbagai informasi layanan kesehatan mental melalui Reels Riliv, Ibunda.id, Ariel Tatum, Mima Shafa, serta mendengarkan percakapan FeliciaTissue dan Ibunda.id yang membahas seputar patah hati dan kegagalan hubungan. Instagram Indonesia juga berkolaborasi dengan Rintik Sedu untuk memberikan pemahaman seputar kesehatan emosional bagi anak dan remaja.
Ruang positif di Instagram
Instagram sudah menjadi wadah bagi para remaja untuk dapat menghabiskan waktu dengan orang yang mereka sayangi, bahkan mengeksplorasi minat serta identitas diri mereka. Oleh karena itu, memastikan keamanan para pengguna Instagram yang masih berusia remaja merupakan hal yang sangat penting.
Platform tersebut akan terus berkolaborasi bersama para ahli dan peneliti dalam bidang-bidang penting seperti perkembangan anak, kesehatan mental remaja, dan keselamatan online. Selain itu, Instagram bersama para penegak hukum dan pembuat kebijakan berupaya menciptakan dunia daring yang positif, mendukung, dan aman bagi generasi mendatang. Dengan begitu, tersedia ruang positif dan mendukung anak dan remaja dalam berekspresi, dan fokus terhadap produk, kemitraan, serta program tercapai.
Instagram akan melakukan berbagai penyesuaian
Melansir Reuters (7/12), Kepala Instagram, Adam Mosseri, mengatakan perusahaan media sosial yang dipimpinnya akan mematikan fitur penandaan (tag) atau penyebutan (mention) pada remaja bagi pengguna lain yang tidak mengikuti (follow) remaja tersebut. Dia juga mengatakan bahwa pengguna Instagram remaja pada Januari tahun depan dapat menghapus konten mereka secara massal, termasuk ‘like’ dan ‘comment’ yang ada.
Selain itu, Mosseri juga menyampaikan bahwa Instagram juga sedang mengeksplorasi kendali yang membatasi materi berbahaya atau sensitif, yang disarankan untuk remaja melalui fungsi pencarian, tagar, video bentuk pendek Reel, fitur 'Akun yang Disarankan', serta di halaman 'Explore'.
Instagram pun meluncurkan fitur ‘Take a Break' di Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Australia, sebagai pengingat. Bahkan, pada Maret tahun depan, platform media sosial ini akan meluncurkan fitur pertamanya bagi para orang tua untuk melihat berapa banyak waktu yang sudah dihabiskan para remaja di Instagram, termasuk fitur untuk menetapkan batas waktu penggunaan.
Bagian dari rangkaian panjang kebocoran dokumen
Apa yang dilakukan Instagram merupakan bagian dari rangkaian panjang yang berawal dari bocoran dokumen internal Facebook oleh Frances Haugen. Dalam salah satu dokumen, Haugen mengungkapkan bahwa penelitian internal Facebook—yang kini beralih jenama menjadi Meta—menunjukkan bahwa Instagram dapat memiliki efek kesehatan mental yang berbahaya pada gadis remaja, misalnya pada cara mereka memandang tubuhnya.
Laporan tersebut memunculkan reaksi sejumlah pihak, mulai pengguna, hingga regulator seperti pemerintah. Yang terbaru, Marsha Blackburn, seorang senator Amerika Serikat dari Partai Republik, mengkritik sejumlah upaya Instagram. “Meta berusaha mengalihkan perhatian dari kesalahan mereka dengan meluncurkan panduan orang tua, menggunakan pengatur waktu, dan fitur kontrol konten yang seharusnya dimiliki konsumen selama ini,” katanya.
Jaksa agung negara bagian dan anggota parlemen lain juga telah menyuarakan keprihatinan tentang konten Instagram yang membahayakan anak-anak. Bulan lalu, koalisi bipartisan dari jaksa agung negara bagian AS mengatakan telah membuka penyelidikan Meta yang telah mempromosikan Instagram kepada anak-anak, meskipun ada potensi bahaya.