Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Google Hapus 5,2 Miliar Iklan Tahun Lalu, Ini Alasannya

ilustrasi Google (unsplash.com/ Nathana Rebouças)

Jakarta, FORTUNE - Laporan Keamanan Iklan 2022 dari Google mengungkapkan, pada 2022 raksasa mesin pencari itu telah menghapus 5,2 miliar iklan sebagai bentuk transparansi yang ditegakkannya. Jumlah ini meningkat dari tahun 2021 yang menghapus sebanyak 2 miliar iklan.

Tak hanya itu, Google membatasi lebih dari 4,3 miliar iklan, menangguhkan lebih dari 6,7 juta akun pengiklan, serta memblokir atau membatasi penayangan iklan di lebih dari 1,5 miliar halaman publisher. Google juga  mengambil tindakan penegakan yang lebih besar terhadap lebih dari 143 ribu situs publisher.

Untuk menegakkan kebijakan itu, Google mengambil langkah jitu dengan mengandalkan kombinasi tenaga manusia dan sistem otomatis yang didukung kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan pembelajaran mesin (Machine Learning). Cara ini diklaim membantu memindai konten dan mendeteksi pelanggaran di seluruh dunia dengan lebih baik.

"Hal ini dilakukan, demi memberikan keamanan sebaik mungkin bagi pengguna di dunia digital yang terus berkembang ini," tulis Google dalam keterangan resmi.

Google juga menjanjikan secara berkelanjutan meningkatkan efektivitas kebijakan beserta penegakannya. Sepanjang  2022, Google telah menambahkan atau memperbarui 29 kebijakan bagi pengiklan dan publisher. Kebijakan meliputi penyediaan program verifikasi jasa keuangan di 10 negara baru, perluasan jangkauan perlindungan untuk remaja, dan penguatan kebijakan iklan pemilu.

Berikut sejumlah isu utama yang menjadi sorotan dan melatari Google menghapus sejumlah iklan di perambannya.

Penipuan dan Scam

Penipuan dan scam menjadi melatarbelakangi Google mengambil tindakan karena menimbulkan kerugian finansial yang nyata. Pada 2022 telah Google memperluas ketersediaan program sertifikasi jasa keuangan miliknya yang mewajibkan pengiklan memiliki izin dari regulator setempat untuk mempromosikan produk dan layanan mereka. Hingga kini, program ini di 11 negara, termasuk Inggris Raya, Australia, dan Singapura. 

Google mengidentifikasi sejumlah taktik yang dilakukan para penipu supaya tidak terdeteksi. Misalnya, pada akhir 2002 hingga memasuki 2023, Google malah menjadi sasaran upaya terencana para scammer yang membuat ribuan akun untuk menyebarkan malware dengan menyamar sebagai brand software populer.

Sebagai tindakan pengamanan, identifikasi dilakukan dan menambahkan pengamanan ekstra. Hasilnya Google memblokir dan menghapus puluhan ribu iklan berbahaya dan menindak akun yang terkait.

Sepanjang 2022, Google memblokir atau menghapus 142 juta iklan karena melanggar kebijakan tentang pernyataan yang tidak benar, serta 198 juta iklan karena karena melanggar kebijakan tentang jasa keuangan.

Perang Ukraina

Topik soal konflik di Eropa Timur antara Ukraina dan Rusia menjadi pembicaraan hangat di dunia. Terkait hal ini, Google telah mencegah iklan yang mengeksploitasi, menyangkal, atau memaklumkan perang tersebut. 

"Selain itu, perusahaan sudah lama memiliki kebijakan untuk melarang konten yang menyulut kekerasan atau menyangkal terjadinya peristiwa tragis agar konten tidak dapat ditayangkan sebagai iklan atau dimanfaatkan untuk monetisasi dengan layanan kami,” kata Google.

Google juga menjeda mayoritas aktivitas komersial seluruh produk miliknya di Rusia--negara yang melancarkan agresi. Perusahaan menjeda penayangan iklan di Rusia dan dari pengiklan yang berbasis di Rusia, serta menjeda monetisasi oleh media yang didanai pemerintah Rusia di semua platform milik Google.

Sepanjang 2022, Google memblokir lebih dari 17 juta iklan terkait perang di Ukraina. Perusahaan juga menghapus iklan pada lebih dari 275 situs media yang didanai pemerintah Rusia di semua platformnya.

Melawan Konten Berbahaya dan Misinformasi

Google membuat kebijakan untuk melawan klaim kesehatan yang berbahaya dan klaim terkait pemilu yang terbukti palsu. Tercatat, Google telah memblokir iklan di lebih dari 300 ribu halaman publisher dan mencegah penayangan lebih dari 24 juta iklan pelanggar kebijakan tersebut. Selain itu, membuat kebijakan yang terdepan di industri untuk melawan upaya penyangkalan perubahan iklim.

Laporan mengungkapkan, Google telah memblokir dan menghapus lebih dari 51,2 juta iklan karena konten yang tidak pantas, termasuk ujaran kebencian, kekerasan, dan klaim kesehatan yang berbahaya. Juga 20,6 juta iklan lainnya karena dinilai mempromosikan produk atau layanan berbahaya, seperti senjata dan bahan peledak.

Menjelang pemilu di seluruh dunia, Google melanjutkan usaha untuk memberi para calon pemilih informasi yang kredibel tentang iklan pemilu yang mereka lihat di platform miliknya.

Google membuat ketentuan, setiap iklan pemilu wajib menyertakan informasi tentang siapa yang mendanai iklan itu dan juga ditampilkan di Laporan Transparansi Iklan Politik di Google. Hasinya, sebanyak 2,6 juta iklan pemilu yang belum menyelesaikan proses verifikasi yang diwajibkan itu mengalami pemblokiran.

Memprioritaskan Keamanan Anak

Menyoal keamanan anak, Google mengaku sejak lama memblokir personalisasi dan iklan yang menarget anak-anak. Perusahaan juga menyaring kategori iklan dewasa, seperti konten seksual eksplisit dan iklan perjudian, alkohol, dan obat-obatan.

Pada 2021, Google mengumumkan telah mengembangkan perlindungan ini, sehingga menjangkau semua pengguna dari seluruh dunia yang berusia di bawah 18 tahun. 

Perusahaan memblokir penargetan iklan berdasarkan usia, gender, atau minat dan mencegah berbagai kategori iklan lain yang sensitif usia supaya tidak tayang di hadapan remaja.

Google menyebut mulai meluncurkan perubahan ini di Eropa dan akhirnya mencakup seluruh dunia pada tahun lalu. Saat ini Google juga melarang penayangan iklan aplikasi kencan, kontes, dan undian, serta produk penurun berat badan kepada pengguna di bawah 18 tahun.

Pusat Iklan dan Target 2023

Pada Oktober lalu, Google meluncurkan Pusat Iklan untuk membantu orang-orang mengontrol jenis iklan yang mereka lihat di Google Search, YouTube, dan Discover. Tujuannya untuk memungkinkan pengguna membatasi iklan berkategori sensitif dan mencari tahu lebih lanjut tentang informasi yang digunakan untuk mempersonalisasi iklan untuk mereka.

Dalam tiga bulan pertama sejak peluncurannya, perusahaan mencatat lebih dari 70 juta kunjungan ke Pusat Iklan secara global. Lebih dari 20 persen kunjungan itu, orang menyesuaikan preferensi iklan mereka.

Google juga berinvestasi besar untuk menyediakan informasi yang bermanfaat tentang pengiklan kepada pengguna. Pada 2021 di Amerika Serikat, perusahaan meluncurkan halaman pengiklan yang berisi informasi dasar tentang pengiklan yang telah diverifikasi, misalnya lokasi, jenis bisnis, dan iklan lain mereka. Pada 2022, Google memperluas cakupan program ini ke seluruh dunia.

Pada 29 Maret 2023, Google mengumumkan peluncuran alat transparansi baru bernama Pusat Transparansi Iklan. Di sini pengguna dapat mencari pengiklan tertentu dan melihat informasi mereka di halaman pengiklan tersebut.

Pada 2023, Google ingin memberikan pengalaman iklan yang aman dan dapat dipercaya bagi pengguna adalah bagian penting dari misi Google untuk mengelola informasi dunia agar dapat diakses dan bermanfaat bagi semua orang.

“Seiring tahun 2023 berlanjut, kami akan meneruskan upaya untuk melawan penyalahgunaan di semua platform kami sekaligus membantu pengiklan dan publisher menumbuhkan bisnis mereka,” tulis Google dalam pernyataan resminya.

Share
Topics
Editorial Team
Desy Yuliastuti
pingit aria mutiara fajrin
Desy Yuliastuti
EditorDesy Yuliastuti
Follow Us