Jakarta, FORTUNE – Membicarakan perkembangan industri teknologi Indonesia tidak bisa lepas dari HashMicro, perusahaan pengembang enterprise resource planning (ERP) di Indonesia. Perusahaan yang berdiri di Singapura satu dekade lalu, kini menjadi topik hangat setelah ekspansi masif ke dua negara kawasan Asia Tenggara dalam satu tahun.
Dengan rekam jejak luar biasa dalam hal inovasi, perluasan pasar, dan talent capacity, perlahan tapi pasti, HashMicro konsisten hadir sebagai the next big thing yang lahir dari kecerdasan anak bangsa Indonesia.
Sebelum menjadi perusahaan teknologi dengan pertumbuhan hingga 100 persen setiap tahunnya, HashMicro lahir dari usaha dua orang Indonesia dengan usaha membangun industri teknologi berskala global. HashMicro didirikan oleh Ricky Halim dan Lusiana Lu ketika mereka menyelesaikan studi di Singapura. Melihat potensi enterprise solution dan masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh provider yang tersedia saat itu, mereka mulai melakukan riset mendalam mengenai lanskap bisnis Asia dan memprogram software ERP yang sesuai dengan kebutuhan pasar tersebut.
Sebagai perusahaan rintisan pada umumnya, tidak banyak resource yang dapat dimanfaatkan oleh pendiri HashMicro selain ketekunan dan keahlian pemrograman dan manajemen bisnis. Semua harus dilakukan sendiri, mulai dari proses R&D dan penjualan.
“Proses HashMicro untuk mendapatkan proyek pertamanya sangat panjang. Kami harus melakukan door to door sales dan mengedukasi perusahaan-perusahan tersebut tentang pentingnya software ERP,” kenang Lusiana.
Ya, proses bisnis yang umumnya masih tradisional menjadi tantangan terberat HashMicro pada saat itu. Berkat pengembangan produk yang berangkat dari efisiensi dan mengutamakan UI/UX yang sesuai dengan kultur bisnis Asia membuat produk HashMicro mudah diterima oleh kalangan pebisnis Singapura pada saat itu.