Jakarta, FORTUNE – Pesatnya perkembangan teknologi dan maraknya penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam berbagai rupa, termasuk ChatGPT yang menghebohkan dunia pembuatan konten. Meski begitu, kecanggihan ini nyatanya masih butuh arahan dari manusia. Maka, untuk hasil yang optimal, profesi seperti prompt writer kini makin dicari.
Kecanggihan seperti ChatGPT sempat dikhawatirkan mengancam keberadaan sejumlah profesi, seperti penulis, jurnalis dan pekerjaan lain yang membutuhkan keahlian menulis. Namun, kecepatan menulis AI yang dihadirkan ChatGPT, ternyata masih butuh disempurnakan agar bisa menyerupai tulisan manusia.
Untuk itu, belakangan muncul satu profesi unik berbasis keahlian menulis untuk mengarahkan rupa-rupa AI–seperti ChatGPT–supaya bisa menghasilkan output yang maksimal dan tidak terasa seperti robot. Profesi ini adalah prompt writer atau sering disebut juga prompt engineer.
Melansir Vice, di Amerika Serikat (AS) seorang prompt writer bisa bergaji hingga US$335 juta setahun atau setara Rp4,9 miliar. Angka ini bahkan jauh di atas pendapatan penulis lepas biasa yang menraup sekitar US$55.238 atau Rp818 juta per tahunnya. Pekerjaan ini diprediksi akan semakin populer dan dibutuhkan banyak perusahaan. Lalu, apa sebenarnya prompt writer?