Jakarta, FORTUNE - Pembangunan smelter di dalam negeri akan memperkuat hilirisasi industri. Perusahaan swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN) yang berkaitan dengan tambang mineral masuk ke hilirisasi. Selain meningkatkan nilai tambah komoditas karena tidak lagi dikirim dalam bentuk material mentah, hilirisasi industri sekaligus juga akan memberikan pendapatan lebih tinggi kepada negara.
Jakarta, FORTUNE - Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat memulai peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Selasa (12/10). “Tadi mendapatkan laporan bahwa smelter yang akan dibangun ini dengan desain single line terbesar di dunia karena mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun,” ujarnya.
Hadir juga pada kesempatan tersebut, antara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Hadir pula pada acara tersebut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Clayton Allen Wenas atau Tony Wenas serta jajaran direksi, dan Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk Haryanto Adikoesoemo.
Jokowi membayangkan, untuk produksi 1,7 juta ton konsentrat tembaga jika diangkut maka akan membutuhkan 600 ribu truk kecil. “Di mana setiap truk terisi sebanyak 3-4 ton konsentrat tembaga, berarti ada 600 ribu truk berjejer di sini. Ini gede sekali," ucapnya.