Disney PHK Ratusan Karyawan, Divisi Film Ikut Terdampak

- Disney PHK ratusan karyawan untuk efisiensi biaya dan fokus pada layanan streaming seperti Disney+, Hulu, dan ESPN+.
- PHK sejak 2023 mencakup divisi penting seperti pemasaran film dan televisi serta operasi keuangan perusahaan.
- PHK terjadi di tengah kinerja keuangan yang positif dengan laba bersih lebih dari US$ 3 miliar dengan harga saham Disney turun tipis 0,3%.
Jakarta, FORTUNE - The Walt Disney Company kembali mengumumkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Keputusan Disney PHK ini berdampak pada ratusan karyawan secara global. PHK terpaksa diambil sebagai bagian dari upaya efisiensi biaya yang telah dijalankan sejak awal 2023 oleh CEO Bob Iger.
Melansir Reuters, Disney PHK ratusan karyawan kali ini menyasar divisi-divisi penting dalam unit Disney Entertainment. Mulai dari pemasaran film dan televisi, publisitas TV, pengembangan program, hingga operasi keuangan perusahaan.
Gelombang PHK yang berlanjut sejak 2023
Pemangkasan di Disney bukan yang pertama pada perusahaan tersebut. Sejak awal 2023, Bob Iger telah mengumumkan rencana pemangkasan hingga 7.000 posisi sebagai upaya menghemat biaya operasional sebesar US$ 5,5 miliar. Bahkan, sepanjang 2024, sejumlah langkah rasionalisasi terus dilakukan.
Maret 2024: Sekitar 200 pegawai di ABC News dan Disney Entertainment diberhentikan. Salah satu dampaknya adalah ditutupnya situs analitik politik populer FiveThirtyEight.
Mei 2024: Pixar memangkas sekitar 14% dari total staf seiring dengan pergeseran fokus dari produksi serial Disney+ ke film layar lebar.
Juli 2024: Sekitar 140 orang terdampak di divisi National Geographic, termasuk 60 karyawan tetap.
Langkah rasionaliasi tersebut mencerminkan restrukturisasi besar yang dirancang Iger sejak kembali menjabat. Tujuannya adalah menjadikan Disney lebih ramping dan adaptif terhadap dinamika industri hiburan yang terus berubah.
Fokus pada layanan streaming
Transformasi Disney tidak lepas dari pergeseran perilaku konsumen yang sekarang semakin mengandalkan layanan streaming ketimbang televisi kabel. Untuk merespons perubahan ini, Disney memperkuat fokusnya pada platform digital seperti Disney+, Hulu, dan ESPN+.
Dalam laporan keuangan kuartal terakhir yang dirilis Mei 2025, Disney mencatat kinerja yang melampaui ekspektasi analis. Pertumbuhan pelanggan Disney+ serta pendapatan dari taman hiburan seperti Disneyland dan Disney World menjadi pendorong utama kenaikan performa perusahaan.
Efisiensi di tengah kinerja finansial yang positif
Gelombang PHK justru terjadi ketika kinerja keuangan Disney sedang berada dalam tren positif. Berdasarkan laporan kuartal terakhir, perusahaan mencatat laba bersih lebih dari US$ 3 miliar. Sejak laporan tersebut dirilis, harga saham Disney tercatat naik sekitar 21%.
Namun, pada perdagangan Senin (2/6) sore, saham Disney turun tipis 0,3% ke level US$ 112,62. Penurunan ini diyakini akibat kekhawatiran investor terhadap keberlanjutan strategi efisiensi yang agresif meskipun performa fundamental perusahaan tetap solid.
Dalam lima tahun terakhir, Disney sama seperti banyak perusahaan global lain. Disney harus menghadapi tantangan besar. Pandemi COVID-19 pada 2020 sempat melumpuhkan sektor hiburan dan taman bermain.
Kini, tekanan datang dari ketidakpastian ekonomi global,. Misalnya,efek kebijakan tarif impor baru yang mulai berlaku sejak April dan berdampak pada daya beli masyarakat.
Di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu, belanja hiburan bukan lagi prioritas utama sebagian konsumen. Akibatnya, perusahaan seperti Disney harus meninjau ulang strategi bisnis dan proyeksi pertumbuhannya.
Akankah PHK terus berlanjut?
Hingga saat ini, Disney belum mengumumkan secara resmi berapa jumlah pasti karyawan yang terdampak dalam putaran PHK terbaru. Berdasarkan laporan tahunan terakhir, Disney mempekerjakan sekitar 233.000 orang secara global dengan sekitar 171.000 di Amerika Serikat.
Namun, perusahaan menyatakan bahwa proses dilakukan dengan hati-hati, termasuk pemberian dukungan transisi bagi karyawan yang terdampak. Lantas, apakah akan ada gelombang PHK tambahan? Meski belum ada pengumuman resmi, arah efisiensi jangka panjang dan fokus pada profitabilitas membuat kemungkinan tersebut tetap terbuka.
Terlebih, Bob Iger dikenal sebagai pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan strategis. Sejak kembali memimpin pada akhir 2022, ia langsung melakukan restrukturisasi demi mengembalikan performa dan reputasi perusahaan setelah masa sulit di bawah Bob Chapek.