BUSINESS

Chandra Asri Bangun Kompleks Petrokimia Bernilai US$5 Miliar

CAP2 ditargetkan akan mulai beroperasi pada 2026.

Chandra Asri Bangun Kompleks Petrokimia Bernilai US$5 MiliarIlustrasi pabrik petrokimia. Shutterstock/PPJF
by
14 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) bakal membangun kompleks petrokimia yang kedua dengan nilai investasi US$5 miliar atau Rp71,7 triliun (kurs RP14.300). Kompleks berlabel CAP2 itu ditargetkan akan mulai beroperasi pada 2026.

“Perusahaan tersebut selama ini memproduksi bahan baku plastik yang dapat diproses lebih lanjut menjadi berbagai produk hilir oleh sektor industri lainnya, seperti produk kemasan, pipa, otomotif, hingga elektronik,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (Dirjen IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperian), Muhammad Khayam, dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/12).

Proyek ini merupakan upaya dalam memenuhi permintaan produk petrokimia dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan impor. Kompleks ini nantinya akan terintegrasi sepenuhnya dengan pabrik sebelumnya yang telah ada di Cilegon. Di sana juga akan berdiri pabrik LDPE (low density polyethylene) pertama di Indonesia.

Pembangunan pabrik petrokimia ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi industri hilir lokal, mengurangi beban impor, mendukung penciptaan lapangan kerja, serta mengakselerasi penerapan Industri 4.0 di Indonesia. “Melalui anak perusahaan PT CAP, yaitu PT Chandra Asri Perkasa, pembangunan kompleks CAP2 nantinya akan menambah kapasitas total produksi dari 4,2 juta ton menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun,” kata Khayam.

Pembangunan CAP2 saat ini berada dalam tahap front-end engineering design (FEED) yang merupakan tahap ketiga dalam proses tersebut. FEED merupakan tahapan kunci untuk perencanaan terperinci proyek CAP2 dan akan diikuti dengan proses seleksi untuk para kontraktor teknis, pengadaan, dan konstruksi. PT CAP menargetkan untuk mengambil keputusan final pada 2022.

Chandra Asri telah tunjuk kontraktor pembangunan

Pada November 2021, PT CAP telah menunjuk empat kontraktor yaitu Toyo Engineering Corporation, Samsung Engineering Co., Ltd., Wood, dan PT Haskoning Indonesia untuk mengerjakan FEED bagi kompleks CAP2. Kerja sama tersebut melibatkan empat kontraktor dari Indonesia, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand.

“Pemerintah Indonesia juga akan terus berupaya menciptakan iklim usaha industri yang baik, menguntungkan, dan berkesinambungan melalui berbagai kebijakan sehingga investasi seperti yang ditanamkan oleh PT CAP dapat terus bertumbuh dan kekuatan ekonomi negeri kita menjadi semakin kokoh,” ujar Khayam.

Ia mengatakan PT CAP yang berdiri sejak 1992 tersebut memproduksi berbagai produk olefin (ethylene dan propylene), Pygas dan Poliolefin (polyethylene dan polypropylene). Kapasitas produksi ethylene sebesar 900 ribu ton per tahun, propylene sebesar 490 ribu ton per tahun, polyethylene sebesar 736 ribu ton per tahun, dan polypropylene sebesar 590 ribu ton per tahun.

Perkembangan volume impor bahan kimia Indonesia

Substitusi impor bahan baku produk kimia sangat dibutuhkan oleh sektor industri ini. Volume impor bahan kimia pada 2020 turun ketimbang 2019, yaitu menjadi 25,1 juta ton dari 26 juta ton. Nilai impor bahan kimia juga menurun, dari US$18,9 miliar pada 2019 menjadi US$15,9 miliar pada 2020. 

Impor petrokimia juga menunjukkan penurunan, dari 7,99 juta ton dengan nilai US$9,24 miliar pada 2019, menjadi 7,33 juta ton atau setara US$7,14 miliar sepanjang 2020.

Related Topics