- Siapa pemilik BATA?
Pemilik utama PT Sepatu Bata Tbk saat ini adalah Bafin (Nederland) B.V, perusahaan asal Belanda dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 1.066.187.400 lembar saham atau 82,01 persen dari total saham. - Apa saja produk yang dijual PT Sepatu Bata Tbk?
Sepatu Bata menjual berbagai produk alas kaki untuk laki-laki, perempuan, dan anak-anak, termasuk sepatu kulit, sandal, sepatu kanvas, sepatu olahraga, serta sepatu sekolah. - Kapan BATA melantai di Bursa Efek Indonesia?
PT Sepatu Bata Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 24 Maret 1982 dengan kode emiten BATA.
Nasib BATA Usai Stop Produksi Alas Kaki dan Tutup Pabrik

- PT Sepatu Bata Tbk (BATA) resmi menghentikan produksi alas kaki pada RUPSLB 2025 setelah menutup pabrik sepatu di Purwakarta pada tahun 2024.
- RUPSLB juga membahas mengenai perubahan susunan pengurus perseroan, Shaibal Sinha ditunjuk sebagai presiden komisaris, menggantikan Rajeev Gopalakrishnan.
- BATA mencatat kerugian bersih sebesar Rp40,62 miliar hingga Semester I 2025.
Jakarta, FORTUNE - PT Sepatu Bata Tbk (BATA) resmi menghapus kegiatan usaha di sektor industri alas kaki untuk kebutuhan sehari-hari.
Langkah strategis ini telah disetujui perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Gedung Ventura, Jakarta Selatan pada 25 September 2025. Keputusan ini juga menjadi tindak lanjut dari penutupan pabrik sepatu di Purwakarta pada Mei 2024.
Berikut informasi lengkap mengenai nasib BATA setelah stop produksi alas kaki dan ringkasan kinerja keuangan perseroan.
PT Sepatu Bata Tbk (BATA) resmi stop produksi alas kaki
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/10), seluruh pemegang saham yang hadir menyetujui perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan.
Pihak manajemen BATA menjelaskan perubahan tersebut berkaitan dengan penghapusan kegiatan usaha industri alas kaki untuk kebutuhan sehari-hari. Langkah ini menandai berakhirnya era BATA sebagai produsen alas kaki domestik di pasar Indonesia.
Direksi BATA juga telah diberikan kuasa penuh untuk menindaklanjuti dan menyusun kembali seluruh ketentuan dalam anggaran dasar seiring dengan perubahan tersebut, termasuk mengurus perizinan dan penyampaian akta notaris kepada instansi yang berwenang.
Rapat yang dipimpin oleh Agus Nurudin selaku komisaris independen juga membahas mengenai perubahan susunan pengurus perseroan.
Pemegang saham menyepakati pengangkatan Shaibal Sinha sebagai presiden komisaris, menggantikan Rajeev Gopalakrishnan yang mengundurkan diri pada Rabau (25/6). Sementara itu, Amitav Nandy ditunjuk sebagai presiden direktur.
Perusahaan tutup pabrik sepatu Bata di Purwakarta
Keputusan perseroan untuk menghentikan usaha produksi alas kaki bukan langkah yang diambil secara terburu-buru. Pasalnya, BATA telah menghentikan operasional pabrik sepatunya di Purwakarta, Jawa Barat sejak April 2024.
PT Sepatu Bata Tbk membangun pabrik sepatu di Purwakarta sejak 1994 dan resmi ditutup pada awal Mei 2024. Akibatnya, ada 233 orang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dilansir Antara News, penutupan pabrik sepatu Bata di Purwakarta disebabkan oleh permintaan pelanggan pada jenis sepatu yang terus menurun selama empat tahun terakhir.
Penghentian produksi ini tidak sepenuhnya menghilangkan merek Bata dari pasar domestik. Perseroan masih menjalankan bisnis dan melakukan penyesuaian model bisnis. Dalam hal ini, PT Sepatu Bata Tbk mengalihkan produksi dengan bekerja sama dengan pemasok lokal yang mumpuni.
Kinerja keuangan BATA di tahun 2025
Hingga Semester I 2025, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mencatat kerugian bersih sebesar Rp40,62 miliar. Kondisi ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada Semester I 2024 sebesar Rp127,43 miliar.
Penjualan bersih mengalami penurunan signifikan dari Rp260,29 miliar menjadi Rp159,43 miliar atau turun 38,74 persen dari penjualan di periode yang sama tahun sebelumnya.
BATA juga membukukan total aset sebesar Rp377,98 miliar pada akhir Juni 2025, yang turun dibandingkan posisi akhir Desember 2024 sebesar Rp405,66 miliar. Sementara itu, total liabilitasnya tercatat Rp435,53 miliar dengan ekuitas sebesar Rp56,54 miliar
Demikian rangkuman nasib BATA setelah stop produksi alas kaki sebagai tindak lanjut dari penutupan pabriknya.