IPO Bukalapak Sudah Digelar, Ini 6 Informasi Pentingnya
IPO Bukalapak berhasil menghimpun Rp21,9 triliun.
Jakarta, FORTUNE - Initial Public Offering atau IPO Bukalapak resmi digelar Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (6/8) dengan kode “BUKA”. Perusahaan e-commerce itu menawarkan hampir 26 miliar lembar saham dengan harga penawaran Rp850 per saham.
Sebelum pengumuman IPO Bukalapak di awal Agustus itu, perusahaan telah merampungkan proses bookbuilding (penawaran awal) dan roadshow sejak 9-19 Juli 2021. Sementara penawaran umum sudah berlangsung pada 27-30 Juli 2021.
Bagaimana hasil dari proses IPO Bukalapak? Lalu, bagaimanakah perusahaan akan menggunakan modal yang terkumpul dari debut saham publik tersebut?
1. Porsi saham ritel IPO Bukalapak naik lebih dari Rp500 miliar
Bukalapak mengaku ada jumlah pemesanan tinggi dari metode penjatahan terpusat (pooling allotment). Nominalnya ada di kisaran Rp4,8 triliun, demikian keterangan perusahaan.
Karenanya, perusahaan meningkatkan porsi penjatahan bagi investor ritel dari 2,5% menjadi 5%. Hasilnya, nilai saham yang dialokasikan untuk porsi tersebut naik lebih dari Rp500 miliar--dari sebelumnya Rp547,5 miliar--menjadi sekitar Rp1,1 triliun.
2. Total dana IPO Bukalapak hampir sentuh Rp22 triliun
Dengan menawarkan 25.765.504.800 lembar saham pada level Rp850 per saham, Bukalapak berhasil mengumpulkan Rp21,9 triliun dari proses IPO.
Menurut CEO PT Bukalapak.com Tbk, Rachmat Kaimuddin, IPO senilai US$1,5 miliar itu tercatat sebagai yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Selain itu, proses itu juga menjadi debut saham pertama unicorn teknologi di Asia Tenggara.
“Dengan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp21,9 triliun, menjadikan IPO Bukalapak sebagai yang terbesar dalam sejarah bursa saham di Indonesia,” kata Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi.
3. Dana IPO Bukalapak akan digunakan sebagai modal kerja
Bagaimana dengan penggunaan dana dari IPO Bukalapak? Menurut Rachmat, Bukalapak akan memakainya sebagai modal kerja guna meningkatkan kinerja, profitabilitas, dan keberlangsungannya.
Ia berkata, “100% dana dari IPO ini akan digunakan menjadi modal kerja perseroan dan entitas anak perusahaan.”
4. IPO Bukalapak diterima dengan baik oleh investor lokal dan asing
UBS AG Singapore Branch dan Merrill Lynch (Singapore) Pte. Ltd ditunjuk sebagai Koordinator Global Gabungan dan Agen Penjual Internasional guna memasarkan IPO Bukalapak kepada investor internasional. Sementara, Penjamin Pelaksana Emisi Efeknya adalah PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas.
Plt Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Silva Halim mengatakan, “Bukalapak berhasil melewati proses IPO ini dan diterima dengan amat baik oleh para investor domestik dan internasional.”
Lebih lanjut, penawaran saham lewat metode pooling mencatatkan kelebihan permintaan sekitar 8,7 kali lipat. Pemesanannya berasal dari hampir 100.000 investor.
“Hampir 100 ribu investor yang masuk, di mana mayoritas investor domestik dan ini well subscribed ya,” tambah Rachmat lagi.
5. Strategi Bukalapak ke depannya: fokus cari peluang baru
Setelah IPO, Bukalapak akan konsisten mencoba menggali peluang-peluang baru yang dapat mendorong UMKM lokal naik kelas. Dalam jangka panjang, unicorn itu ingin menciptakan ekonomi yang merata bagi semua pihak.
Ia berujar, “Kita ingin selalu memberdayakan UMKM, bisnis lebih maju, volume lebih tinggi, alat yang dipakai lebih modern lagi. Kita akan cari peluang-peluang baru supaya UMKM Indonesia bisa lebih naik kelas.”
6. Cara Bukalapak hadapi persaingan
Untuk menghadapi persaingan di industri e-commerce, Bukalapak mengaku akan lebih fokus ke pasar yang berada di luar 5 kota besar Indonesia. Karena menurut perusahaan, UMKM di area itu yang membutuhkan layanan teknologi.
“Kami akan fokus dengan strategi sendiri (dalam menghadapi persaingan dengan yang lain, red),” Rachmat kembali menambahkan.